Intisari-Online.com - Tarik ulur konflik Iran dan Amerika Serikat (AS) makin panjang.
Kemarahan Iran terhadap AS tidak hanya soal kematian Jenderal Qasem Soleimani.
Tetapi karena mantanPresiden AS Donald Trump membatalkan kesepakatan nuklir pada 2018.
Menurut Iran, itu adalah tindakan yang sangat tidak tepat dan salah.
Sehingga, jangan salahkan pihak Iran jika bertindak seenaknya.
BahkanPemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan pada hari Minggu (7/2/2021) sudah membuat keputusan final dantidak dapat diubah.
Di mana Khamenei mengatakannegaranya akan kembali mematuhi kesepakatan nuklir 2015 jika Washington mencabut sanksi terhadap Republik Islam.
Pernyataan Khamenei disiarkan oleh TV pemerintah Iran.
MelansirReuters,kesepakatan antara Iran dan enam negara besar dalam membatasi aktivitas pengayaan uranium Iran untuk mempersulit Teheran mengembangkan senjata nuklir merupakan imbalan atas pelonggaran sanksi AS dan lainnya.
Tetapi mantan Presiden AS Donald Trump membatalkan kesepakatan itu pada 2018.
Trump mengecamnya sebagai kesepakatan yang menguntungkan Iran, dan menerapkan kembali sanksi yang telah melumpuhkan ekonomi Iran.
"Iran telah memenuhi semua kewajibannya berdasarkan kesepakatan, bukan Amerika Serikat dan tiga negara Eropa."
"Jika mereka ingin Iran kembali pada komitmennya, Amerika Serikat harus dalam praktiknya mencabut semua sanksi," kata Khamenei seperti dikutip TV pemerintah dalam pertemuan dengan komandan Angkatan Udara.
Dia menambahkan, "Kemudian, setelah memverifikasi apakah semua sanksi telah dicabut dengan benar, kami akan mematuhi secara penuh."
"Ini adalah keputusan yang tidak dapat diubah dan final dan semua pejabat Iran memiliki konsensus mengenai hal itu."
Menanggapi langkah yang diambil Trump, Teheran telah melanggar batas kunci kesepakatan satu demi satu.
Misalnya seperti membangun persediaan uranium yang diperkaya rendah, memurnikan uranium ke tingkat kemurnian yang lebih tinggi dan menggunakan sentrifugal canggih untuk pengayaan.
Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa jika Teheran kembali ke kepatuhan ketat dengan pakta tersebut, Washington akan mengikuti dan menggunakannya sebagai batu loncatan untuk perjanjian yang lebih luas yang mungkin membatasi pengembangan rudal Iran dan kegiatan regional.
Reuters memberitakan, Iran telah berulang kali mengatakan dapat dengan cepat membalikkan pelanggaran itu jika sanksi AS dihapus.
Tetapi telah mengesampingkan pembicaraan apa pun mengenai program rudal balistik negara dan pengaruh Teheran di Timur Tengah.
Di mana Iran dan Arab Saudi telah terlibat dalam perang proksi selama beberapa dekade.
Semakin rumit bukan masalah nuklir Iran tersebut. Kira-kira apa yang akan dilakukan AS dan Joe Biden?
(kontan.co.id)