Bersabarlah, Walau Telah Dilakukan Vaksinisasi Covid-19 Massal, Butuh 7 Bulan Lagi Dunia Bisa Normal Lagi, Tapi Nasib Indonesia Lebih Suram Karena Fakta Ini

Mentari DP

Editor

Vaksinasi massal yang digelar Pemprov Sulsel di Unhas Makassar.
Vaksinasi massal yang digelar Pemprov Sulsel di Unhas Makassar.

Intisari-Online.com - Hampir setahun lebih sudah kita menghadapi pandemi virus corona (Covid-19).

Beruntungya, di awal tahun 2021 ini, vaksin virus corona telah berhasil dibuat dan telah disebar ke seluruh penjuru dunia.

Lalu pertanyaannya, kapan pandemi ini akan berakhir?

Jangan langsung takut.

Baca Juga: 'Joe Biden dan Amerika Tidak Akan Berani Menyerang Iran', Justru Israel yang Bersiap Hancurkan Negara Islam Itu dengan Bom Nuklir, Terkuak AdanyaPenemuan Bukti Ini

Sebab, jawabannya bisa diukur dengan vaksinasi.

Bloombergtelah menyajikan database mengenai vaksinasi Covid-19 yang diberikan di seluruh dunia, dengan lebih dari 119 juta dosis diberikan di seluruh dunia saat ini.

Pakar kesehatan Amerika Serikat (AS) seperti Dr Anthony Fauci telah menyarankan pemberian vaksin Covid-19 kepada sekitar 70% hingga 85% cakupan populasi agar situasi kembali normal.

Seperti dikutipStrait Times, data Bloomberg Vaccine Tracker menunjukkan, beberapa negara membuat kemajuan yang jauh lebih cepat daripada yang lain, dengan menggunakan cakupan 75% populasi yang divaksin dua dosis sebagai target.

Baca Juga: Dapat Tugas Pertama dari Joe Biden,Tak Disangka Militer Amerika Mengakui Dirinya Punya Hak 'Nyelonong' di Wilayah Sengketa China, Vietnam, dan Taiwan, Hal Ini yang Jadi Pedomannya

Dengan produsen vaksin yang meningkatkan produksi, lebih banyak orang akan divaksinasi dalam waktu yang lebih singkat.

Israel, misalnya, negara dengan tingkat vaksinasi Covid-19 tertinggi di dunia saat ini, menuju cakupan 75% populasi hanya dalam dua bulan.

Sementara, vaksinasi Covid-19 di AS akan sampai target 75% dari populasi pada tahun 2022 atau 11 bulan dari sekarang.

Dengan vaksinasi yang terjadi lebih cepat di negara-negara Barat, estimasiBloomberg, dibutuhkan waktu tujuh tahun bagi dunia untuk melakukan vaksinasi Covid-19 yang mencakup 75% populasi dengan kecepatan vaksin seperti saat ini.

HitunganBloombergini memperhitungkan tingkat vaksinasi saat ini yang mencapai 4.540.345 dosis per hari.

Ini berarti bahwa ketika jumlah vaksinasi meningkat, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai ambang 75% juga akan turun atau lebih cepat.

Perhitungannya akan berubah-ubah, terutama dapat terdistorsi oleh gangguan sementara.

Misalnya, tingkat vaksinasi Covid-19 Kanada akan mundur hingga setengahnya dalam beberapa pekan terakhir menyusul laporan penundaan pengiriman vaksin Covid-19.

Berdasarkan tingkat inokulasi terbaru di Kanada, dibutuhkan lebih dari 10 tahun untuk mencapai cakupan 75%.

Baca Juga: Sampai Punya 11 Garis Waktu, Ini Alasan Rusia Mampu Miliki Wilayah yang Sangat Luas Namun Nihil Perebutan Wilayah

Itu mungkin berfungsi sebagai peringatan untuk para politisi dan pejabat kesehatan Kanada.

Tetapi itu tidak berarti negara itu akan mengalami satu dekade jarak sosial.

Bagaimana dengan Indonesia?

Kanada memiliki kontrak untuk membeli lebih banyak dosis vaksin Covid-19 per orang daripada negara lain, dan tingkat vaksinasi diperkirakan akan meningkat.

Langkah tersebut kemungkinan akan semakin cepat karena lebih banyak vaksin tersedia.

Sementara China, menurut hitunganBloomberg, akan membutuhkan 5,5 tahun untuk memenuhi cakupan vaksinasi 75% populasinya dengan kecepatan vaksinasi seperti sekarang ini yakni 1.025.000 dosis per hari.

Situasinya lebih suram di negara-negara seperti India, Indonesia dan Rusia, yang kemungkinan akan membutuhkan waktu lebih dari 10 tahun untuk menginokulasi populasi mereka jika mereka melanjutkan vaksinasi dengan kecepatan saat ini.

Indonesia, semisal, tingkat vaksinasi Covid-19 saat ini hanya sebanyak 60.433 per hari.

Sementara Rusia lebih rendah lagi, cuma sebanyak 40.000 vaksin per hari.

Lebih dari 8,5 miliar dosis vaksin Covid-19 telah dikontrak oleh berbagai negara melalui lebih dari 100 perjanjian yang dilacak olehBloomberg.

Baca Juga: Kisah Haji Johannes Cornelis Prince, Desertir Belanda Peraih Bintang Gerilya yang Pernah Dipenjara oleh Nazi, Soekarno, dan Juga Soeharto

Hanya sepertiga negara yang telah memulai kampanye vaksinasi mereka.

Vaksinasi melindungi orang dari Covid-19 dalam beberapa minggu setelah mendapatkan suntikan.

Tetapi jika hanya sedikit orang dalam komunitas yang divaksinasi, virus dapat terus menyebar tanpa terkendali.

Dengan semakin banyaknya orang yang mendapatkan vaksin, sekelompok orang mulai membangun pertahanan kolektif terhadap virus corona sehingga percikan infeksi tidak menyebar menjadi wabah.

Konsep tersebut dikenal sebagai kekebalan kelompok atau atauherd immunity.

(kontan.co.id)

Baca Juga: Pantas Militer China Sombong Bukan Main, Ternyata MerekaSanggup Tangkis Serangan Apapun dari Musuh Lewat Cara Ini, 'Tingkat Keberhasilannya Sangat Tinggi'

Artikel Terkait