Dapat Tugas Pertama dari Joe Biden, Tak Disangka Militer Amerika Mengakui Dirinya Punya Hak 'Nyelonong' di Wilayah Sengketa China, Vietnam, dan Taiwan, Hal Ini yang Jadi Pedomannya

Mentari DP

Penulis

Ilustrasi Kapal Induk Amerika Serikat (AS) di Laut China Selatan.
Ilustrasi Kapal Induk Amerika Serikat (AS) di Laut China Selatan.

Intisari-Online.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akhirnya memberikan misi pertama kepada militer AS terkait Laut China Selatan.

Di mana misi pertama itu adalah melibatkan kapal indukUSS John S. McCain, yang berlayar dekat Kepulauan Paracel yang disengketakan.

Armada ke-7 Angkatan Laut AS mengatakan telah melakukan operasi kebebasan navigasi.

Ini karena menantang klaim maritim yang berlebihan di seluruh dunia.

Baca Juga: Sampai Punya 11 Garis Waktu, Ini Alasan Rusia Mampu Miliki Wilayah yang Sangat Luas Namun Nihil Perebutan Wilayah

Dikatakan dalam sebuah pernyataan: “USS John S. McCain menegaskan hak navigasi dan kebebasan di sekitar Kepulauan Paracel, sesuai dengan hukum internasional."

“Operasi kebebasan navigasi ini menjunjung tinggi hak, kebebasan, dan penggunaan yang sah atas laut yang diakui dalam hukum internasional."

"Di mana operasi ini juga menantang pembatasan tidak sah atas jalur yang diberlakukan oleh China, Taiwan, dan Vietnam."

"Dan juga dengan menantang klaim China atas garis pangkal lurus yang melingkupi Kepulauan Paracel."

Baca Juga: Kisah Haji Johannes Cornelis Prince, Desertir Belanda Peraih Bintang Gerilya yang Pernah Dipenjara oleh Nazi, Soekarno, dan Juga Soeharto

Dilansir dari express.co.uk pada Minggu (7/2/2021),Kepulauan Paracel, juga disebut sebagai Kepulauan Xisha oleh China, diklaim oleh China, Taiwan, dan Vietnam.

Militer AS mengatakan ketiga negara tersebut membutuhkan pemberitahuan terlebih dahulu sebelum sebuah kapal militer membuat "jalur tidak bersalah" melalui perairan.

Dikatakan bahwa ini bertentangan dengan hukum internasional di bawah Konvensi Hukum Laut.

Menurut outlet media pemerintah China, Global Times, kapal AS dilacak dan diusir oleh pasukan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA).

Seorang juru bicara Komando Teater Selatan diduga mengatakan kepada publikasi: "Komando Teater Selatan PLA melacak, memantau, dan memperingatkan dari USS John S. McCain ketika masuk tanpa izin ke perairan teritorial China dekat Kepulauan Xisha pada hari Jumat."

Wilayah lain di Laut China Selatan juga menjadi sengketa oleh negara-negara seperti Malaysia, Brunei, dan Filipina.

Menurut Reuters, China sebelumnya mengecam AS karena berlayar di dekat pulau yang dikuasainya di Laut China Selatan.

Operasi minggu ini mengikuti prosedur lain pada 30 Desember tahun lalu, ketika dua kapal perusak USS John S McCain dan USS Curtin Wilbur melakukan transit melalui Selat Taiwan.

Angkatan Laut mengatakan misi itu dilakukan untuk mendorong kembali klaim maritim yang berlebihan di Pasifik.

Baca Juga: Efektif Sampai 91%, Para Ahli BongkarSputnik V, Vaksin Virus Corona dari Rusia Sanggup Cegah Gejala Terparah, Semua Gara-gara Hal Ini

Wang Wenbin, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, mengatakan pada saat itu: "Kapal perang AS telah berulang kali memamerkan kehebatan mereka di Selat Taiwan."

"Bahkan berani memprovokasi dan menimbulkan masalah, mengirimkan sinyal yang salah kepada pasukan kemerdekaan Taiwan, dan sangat membahayakan perdamaian dan stabilitas di seluruh wilayah. Selat Taiwan."

Pada awal 2021, Presiden China sekaligusketua Partai Komunis China, Xi Jinping, mendesak pasukannya untuk mencapai kesiapan tempur penuh waktu di awal tahun.

Dia mengatakan perjuangan militer garis depan saat ini harus digunakan untuk menjaga kesiapan pasukan, dan bahwa tentara harus tetap siap untuk bertindak setiap saat.

Wah, apakah akan terjadi konflik antara China dan AS karena masalah kapal nyelonong ini?

Baca Juga: Pantas Militer China Sombong Bukan Main, Ternyata MerekaSanggup Tangkis Serangan Apapun dari Musuh Lewat Cara Ini, 'Tingkat Keberhasilannya Sangat Tinggi'

Artikel Terkait