Intisari-Online.com - China telah lama dikenal sebagai salah satu negara dengan kekuatan militer terkuat di dunia.
Dalam beberapa tahun terakhir, negeri Panda selalu menempati urutan 3 besar sebagai militer terkuat di dunia.
Secara peringkat,China hanya kalah dari 2 negara saja, yaitu Amerika Serikat (AS) dan Rusia.
Peringkat itu sesuai dengan jumlah pasukan dan senjata militer yang mereka gunakan.
Bahkan soal teknologi, militer China tak kalah hebat.
Seperti yang baru-baru ini mereka lakukan.
Kementerian Pertahanan China mengatakan, militer mereka sukses melakukan uji pencegatan rudal berbasis darat di dalam wilayahnya pada Kamis (4/2/2021) lalu.
"Mencapai tujuan pengujian yang diinginkan," kata Kementerian Pertahanan China dalam pernyataan tertulis Jumat (5/2/2021) di laman resminya.
"Tes ini bersifat defensif dan tidak ditargetkan terhadap negara mana pun," sebut Kementerian Pertahanan China.
MengutipGlobal Times,itu merupakan ujimid-courseABM berbasis darat keempat China yang diketahui publik.
Mid-courseadalah fase paling vital dalam intersepsi rudal balistik.
"Dan,mid-courseABM berarti mencegat rudal saat berada dalam fase penerbangan bebas di luar atmosfer," kata Song Zhongping, pakar militer China, kepadaGlobal Times.
Menurut dia, durasi fasemid-courserelatif lama.
Kesulitan besar dalam intersepsi terletak pada lintasan yang tinggi.
Dan, target pencegatan biasanya rudal balistik jarak menengah dan antarbenua.
"China sudah menguasaimid-courseABMsystem, dan melakukan tes terbaru menunjukkan sistem itu semakin matang, dan tingkat keberhasilan serta reliabilitas intersepsi meningkat secara signifikan," ujar Song.
Tiga fase penerbangan rudal
Penerbangan rudal balistik biasanya terdiri dari tiga fase dalam urutan waktu.
Pertama, fase dorongan, di mana pendorong roket akan menggerakkan rudal ke langit.
Kedua, fase tengah, saat pendorong berhenti ketika rudal melintasi luar atmosfer dan masuk kembali ke dalam atmosfer.
Ketiga, fase terminal, kala rudal memasuki kembali atmosfer dan menuju ke sasarannya.
Secara teknis, mudah untuk mencegat rudal balistik dalam fase pendorong.
Sebab, rudal tersebut masih dekat dengan permukaan tanah dan berakselerasi.
Tetapi, sulit untuk mendekati lokasi peluncuran yang biasanya jauh di wilayah musuh.
Sedang dalam fase terminal, pencegatan sangat menantang karena kecepatan rudal "menyelam" sangat tinggi.
Menurut para analis, sangat penting untuk membangun sistem anti-rudal yang efektif dan lengkap.
Terutama terhadap rudal jarak menengah dan antarbenua yang biasanya dilengkapi dengan hulu ledak nuklir.
(kontan.co.id)