Intisari-Online.com - F-35 merupakan salah satu jet tempur terbaik di dunia.
Jet tempur ini merupakanpesawat tempur supersonik berkursi tunggal, bermesin tunggal, yang dapat melakukan banyak fungsi.
Antara lain pertempuran udara-ke-udara, dukungan udara jarak dekat, dan pengeboman taktis.
Melihat kehebatannya itu, tak heran banyak negara yang menginginkannya. Termasuk Turki.
Negara Eropa yang terletak di perbatasan Asia - Eropa ini dikenal memiliki pasukan militer yang kuat.
Namun Turki harus pasrah tak mendapat pasokan jet tempur F-35 dari Amerika Serikat (AS).
Ini terjadi setelahpemerintahan Donald Trump menghentikan pasokan jet F-35, yang pengembangannya didanai oleh Turki.
Alasannyabahwa akuisisi S-400 Rusia oleh Ankara membahayakan rahasia jet tempur tersebut.
Ketika Trump lengser dari posisinya sebagai Presiden AS, Turki punya peluang. Ada kemungkinan Joe Biden membatalkan keputusan Trump.
Melihat sejak naik jabatan, Biden menghapus atau membatalkan beberapa keputusan Trump untuk AS.
Sayangnya, impian itu kandas.
Karena dilansir darisputniknews.com pada Senin (8/2/2021),Washington tidak berencana untuk melanjutkan pengiriman jet tempur F-35 generasi kelima ke Turki.
Kecuali jika mereka membuang sistem pertahanan udara S-400 yang dibeli dari Rusia.
Hal itu disampaiken oleh juru bicara Pentagon John Kirby.
"Posisi kami tidak berubah."
"S-400 tidak kompatibel dengan F-35 dan Turki telah ditangguhkan dari program itu," kata Kirby.
Juru bicara Pentagon lebih lanjut menyarankan bahwa Turki seharusnya membeli sistem Patriot daripada S-400 untuk menghindari masalah di tempat pertama.
Jenderal itu mengklaim bahwa Ankara memiliki banyak peluang selama dekade terakhir untuk membeli Patriot, tetapi memilih untuk menggunakan pertahanan udara Rusia.
Namun, sisi cerita Turki sangat berbeda dari yang disajikan oleh Kirby.
Otoritas Turki berulang kali menekankan bahwa mereka telah berusaha untuk membeli sistem Patriot dari AS untuk waktu yang lama.
Tetapi Gedung Putih menghentikan persetujuan penjualan di Departemen Luar Negeri selama bertahun-tahun.
Mengingat situasi ini, Ankara mulai mencari alternatif, akhirnya memilih S-400 Rusia, pejabat negara itu menjelaskan beberapa kali.
Anehnya, penjualan peluncur Patriot disetujui oleh Departemen Luar Negeri hanya setelah Turki menandatangani kesepakatan dengan Moskow untuk membeli beberapa S-400 pada Desember 2017 dan menolak untuk mundur dari kesepakatan itu, seperti yang diminta Washington.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan negaranya juga siap untuk membeli Patriot, tetapi tidak dengan mengorbankan sistem S-400.
Dia berargumen bahwa itu adalah hak kedaulatan Turki untuk membeli persenjataan guna mempertahankan tanahnya dari ancaman.