Meski begitu, kabarnya China tidak akan merayakan kudeta militer ini.
Seperti dilaporkan The Diplomat, Yun Sun, wakil direktur di Program Asia Timur dan direktur Program China di Stimson Center di Washington, D.C., mengatakan jika "Kudeta bukanlah kepentingan China.
"Beijing sudah bekerja dengan sangat baik dengan NLD.
"Jika Beijing punya pilihan, kurasa mereka akan memilih NLD daripada militer. Namun mereka tidak punya pilihan…jadi mereka hanya bisa menghadapi apa yang akan terjadi."
Reaksi resmi pertama datang dari juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin, yang begitu apa adanya: "Kami telah mencatat apa yang terjadi di Myanmar dan kami sedang mempelajari informasi lebih atas situasi ini.
"China adalah negara tetangga yang ramah untuk Myanmar," lanjut Wang.
"Kami berharap semua partai di Myanmar akan secara benar mengatur perbedaan mereka di bawah kerangka konstitusi dan hukum dan mempertahankan stabilitas politik dan sosial."
Implikasinya adalah berkaitan dengan prinsip lama China: kudeta adalah urusan Myanmar sendiri, dan China siap berhubungan dengan pemerintah siapapun dengan cara yang "bersahabat".
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR