Disepakati 29 Pemimpin Dunia, Inilah Isi Dasasila Bandung Hasil Konferensi Asia-Afrika Tahun 1955

Khaerunisa

Penulis

Konferensi Asia-Afrika tahun 1955 di Gedung Merdeka Bandung.
Konferensi Asia-Afrika tahun 1955 di Gedung Merdeka Bandung.

Intisari-Online.com - Apa saja isi Dasasila Bandung yang disepakati dalam Konferensi Asia-Afrika tahun 1955?

Setelah Perang Dunia II berakhir, ketegangan berlangsung antara Amerika Serikat dan Uni Soviet yang dikenal sebagai Perang Dingin.

Itu adalah persaingan ideologi dalam memperebutkan pengaruh negara-negara lain.

Persaingan itupun menimbulkan kekhawatiran negara-negara Asia-Afrika, terutama yang baru merdeka.

Baca Juga: China dan Rusia Disebut-sebut Inggris Picu Perang Dunia 3, Lewat Kampanye dan Disinformasi Ini Sebabnya

Ditambah dengankekhawatiran akibat pengembangan senjata nuklir, penjajahan di Asia dan Afrika, hingga PBB yang bekerja lambat dalam menyelesaikan berbagai persoalan dunia, maka diadakan sebuah pertemuan tingkat tinggi.

Pertemuan tingkat tinggi ini mengumpulkan negara Asia dan Afrika untuk membahas masalah yang tengah terjadi di dunia.

Banyak di antara peserta yang datang, khususnya di Afrika, mewakili dan menyampaikan aspirasi negara-negara yang masih dalam proses kemerdekaan.

Presiden Indonesia saat itu, Presiden Soekarno, mengundang parapemimpin negara-negara yang baru merdeka di Asia dan Afrika ke Bandung.

Baca Juga: Kini Masuk Daftar Militer Paling Kuat di Dunia, Tentara Prancis Pernah Dipukul Mundur Jerman, Ini Fakta-fakta ketika Prancis Jatuh ke Tangan Jerman dalam Perang Dunia II

Pertemuan itu dikenal sebagai Konferensi Asia Afrika (KAA).

KAA yang pertama digelar di Bandung pada 1955 dapat dikatakan merupakan salah satu warisan Indonesia untuk perdamaian dunia.

Pertemuan tersebut dihadiri 29 pemimpin dari Asia Afrika, di mana mereka adalah perwakilan dari separuh penduduk dunia.

Persiapan KAA

Pada 15 April 1955, surat undangan KAA dikirimkan kepada 25 Kepala Pemerintahan negara Asia dan Afrika.

Tetapi ada satu negara yang menolak yaitu Federasi Afrika Tengah (Central African Federation) karena masih dikuasai orang-orang bekas penjajahnya.

Sebanyak 24 negara menerima baik undangan meski pada mulanya ada negara yang masih ragu-ragu.

Sebagian besar delegasi tiba di Bandung lewat Jakarta pada 16 April 1955.

Baca Juga: Menteri Luhut Binsar Pandjaitan Kembali Dapat Kemungkinan Rangkap Jabatan Setelah Siap Jadi Ketua PB PASI, Sosoknya Sampai Disorot Media Asing Sebagai 'Mr Fixit'

Gedung Dana Pensiun dipersiapkan sebagai tempat sidang-sidang konferensi.

Hotel Homann, Hotel Preanger dan 12 hotel lain serta perumahan perorangan dan pemerintah dipersiapkan sebagai tempat menginap para tamu yang berjumlah 1300 orang.

Saat memeriksa persiapan terkahir di Bandung pada 17 April 1955, Presiden Soekarno meresmikan penggantian nama beberapa tempat dengan tujuan menciptakan suasana yang sesuai tujuan konferensi.

Gedung Concordia diubah namanya menjadi Gedung Merdeka, Gedung Dana Pensiun menjadi Gedung Dwi Warna, dan sebagian Jalan Raya Timur menjadi Jalan Asia Afrika.

Baca Juga: Evolusi Bisa Ular Kobra Dimulai 80 Juta Tahun Lalu, Semua Gara-gara Ulah Nenek Moyang Kita?

Pada 18 April 1955, KAA berlangsung di Gedung Merdeka Bandung mulai jam 09.00 WIB dengan pidato pembukaan oleh Presiden RI, Soekarno.

Sidang-sidang selanjutnya dipimpin oleh Ketua Konferensi PM RI Ali Sastroamidjojo.

KAA menghasilkan Dasasila Bandung, yang jugamemuat prinsip-prinsip Piagam PBB dan Lima Prinsip Jawaharlal Nehru, Perdana Menteri India.

Baca Juga: Tentara Raksasa di Kehidupan Nyata, Raja Hanya Punya Satu Syarat: 'Tingginya Lebih dari 1,8 Meter'

Berikut ini isi Dasasila Bandung:

  1. Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas yang termuat di dalam piagam PBB
  2. Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa
  3. Mengakui persamaan semua suku bangsa dan persamaan semua bangsa, besar maupun kecil
  4. Tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam soalan-soalan dalam negeri negara lain
  5. Menghormati hak-hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri secara sendirian ataupun kolektif yang sesuai dengan Piagam PBB
  6. Tidak menggunakan peraturan-peraturan dari pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu negara besar dan tidak melakukannya terhadap negara lain
  7. Tidak melakukan tindakan-tindakan ataupun ancaman agresi maupun penggunaan kekerasan terhadap integritas wilayah maupun kemerdekaan politik suatu negara
  8. Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan jalan damai, seperti perundingan, persetujuan, arbitrasi, ataupun cara damai lainnya, menurut pilihan pihak- pihak yang bersangkutan sesuai dengan Piagam PBB
  9. Memajukan kepentingan bersama dan kerjasama
  10. Menghormati hukum dan kewajiban– kewajiban internasional
Dasasila Bandung menjadi harapan semua peserta KAA Bandung, utamanya karena sebagian besar pernah merasakan penjajahan.

Selain itu, KAA Bandung inilah yang kelak menginspirasi dibentuknya Gerakan Non Blok.

Baca Juga: Dari Seorang Guru, Sylvia Rafael Menjadi Agen Rahasia Mossad Terkenal, Tapi Langsung Membencinya Setelah Timnya Melakukan Hal Ini

(*)

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik disini

Artikel Terkait