Intisari-Online.com -Kecintaan suami kepada istrinya ditunjukkan dengan berbagai hal seperti memberikannya hadiah, bersikap romantis dan lainnya.
Lalu, ketika sang istri yang dicintainya meninggal, tentu sang suami sangat terpukul hingga barangkali akan bersedih dalam waktu yang lama.
Namun, kisah di bawah ini sungguh membuat orang terkejut.
Seorang pria di China dilaporkan sudah membekukan jenazah si istri.
Dengan melakukan hal itu, dia berharap sang istribisa dihidupkan lagi di masa depan.
Pria itu, Gui Junmin kehilangan istrinya, Zhan Wenlian, yang meninggal di usia 49 tahun.
Zhan Wenlian meninggal karena kanker paru-paru pada awal 2017.
Ketika istrinya sekarat, Gui pun memikirkan kriogenik.
Kriogenik adalah menggunakan suhu rendah untuk pengobatan atau perawatan tubuh.
Setelah berinisiatif melakukan penelitian, dan berdiskusi dengan pakar medis soal teknologinya, Gui mantap mencoba teknik itu.
Pada saat penelitian, kanker di tubuh Zhan disebut sudah menyebar ke otak, yang membuatnya tidak bisa menggerakkan otot wajah.
Gui mengungkapkan dia meminta Zhan menjawab dengan menggenggam tangannya jika setuju dengan kriogenik, seperti dikutip dariChina Press.
"Tentu saja dia sepakat. Jika tidak untuk apa dia sampai meremas tangan saya," ujar dia dikutip Mothership Kamis (21/1/2021).
Jantung Zhan dinyatakan tak berdetak pada 8 Mei 2017.
Zhan pun menjalani operasi selama 55 jam di Institut Penelitian Sains Kehidupan Shandong Yinfeng.
Jenazahnya kemudian dimasukkan ke dalam tangki kriogenik untuk diawetkan selama 50 tahun mendatang.
Saat itu, Gui berharap bisa membangkitkan lagi istrinya.
Gui mengatakan sebelum dimasukkan, dia berkesempatan melihat lagi si istri untuk terakhir kali, dan nampak seperti orang yang sedang tidur.
Tangki kriogenik itu diisi dengan 2.000 liter nitrogen cair, dengan jenazah Zhan diawetkan dalam temperatur minus 196 derajat Celsius.
Zhan dilaporkan bukan jenazah pertama yang diawetkan di Institut Penelitian Sains Kehidupan Shandong Yinfeng.
Rupanya, ada 10 orang dengan kisaran usia antara 13 sampai 72 tahun yang menjalani kriogenik di institut tersebut.
Sebelumnya, James Hiram Bedford yang merupakan seorang Profesor Psikologi di University of California juga mengambil keputusan yang sama terhadap jenazahnya.
Menjelang kematiannya pada tahun 1967, Bedford menyatakan keinginannya untuk dibekukan secara kriogenik, yang membuat tubuhnya dapat diperbaiki dan kesadarannya dapat dihidupkan kembali dengan teknologi yang telah maju berkembang di masa depan.
Bedforf menderita kanker ginjal yang menyebar ke paru-parunya sehingga dia mengetahui bahwa kematiannya telah dekat.
Dia bertindak cepat dengan mengeluarkan uang sejumlah USD 100.000 untuk membekukan tubuhnya.