Advertorial
Intisari-online.com -Pasukan Gurkha adalah pasukan khusus yang kehebatannya bukanlah isapan jempol semata.
Berasal dari Nepal, pasukan Ini malah sudah ke mana saja ditempatkan bersama pasukan Inggris maupun Singapura.
Salah satu cerita mengenai Pasukan Gurkha adalah mengenai sosok Lachhiman Gurung.
Ia sudah tiada, meninggal dunia karena pneumonia di umur 92 tahun.
Meski begitu seperti dilaporkan The Guardian, ia bukanlah sosok sembarangan.
Gurung adalah salah satu dari 13 Gurkha Nepal yang memenangkan Victoria Cross saat bertugas bersama Tentara Inggris.
Selama Perang Dunia II, pasukan ke-14 dari Jenderal Sir William Slim bertarung hebat dalam kondisi tidak memungkinkan.
Terjadi pada Februari 1944, peperangan itu dilakukan untuk menahan pasukan Jepang yang masuk di front Arakan selatan di Burma.
Sementara itu Jenderal Orde Wingate dan pasukan gerilyanya, Chindits, laksanakan serangan di tengah, dan Jenderal Joseph Stilwell memimpin pasukan China dan AS di utara.
Pada Juli, korban di Jepang telah melebihi 60%. Pasukan Slim memenangkan kemenangan besar di Kohima dan Imphal, mengakhiri ancaman terhadap India.
Tetapi Jepang terus bertempur hingga musim semi 1945.
Pada akhir April, brigade India ke-89 dari divisi 7 Slim diperintahkan menyeberangi sungai Irrawaddy untuk menghancurkan pasukan Jepang yang mundur menuju lembah Taungdaw.
Batalyon ke-4 Gurung dari Senapan Gurkha ke-8 melepaskan dua kompi untuk menghalangi pelarian mereka.
Gurkha malah jadi yang dikepung, dan di desa Taungdaw, Gurung membantu menempatkan sejauh 100 m di front untuk para Gurkha, yang akhirnya diserang ratusan pasukan Jepang.
Kemenangan musuh di poin tersebut menjadi kemunduran bagi Inggris.
Dalam aksi mengerikan tersebut, Gurung dua kali melempar balik granat pasukan Jepang ke pasukan Jepang sebelum meledak.
Salah satunya mendarat di tepi luar paritnya dan ia mencoba melemparnya kembali, tapi granat itu jatuh di tangan kanannya, menghancurkan jari-jarinya dan membuat tangan kanannya terburai.
Gurung, yang bersenjatakan senapan, masih menggunakan tangan kirinya untuk menembaki musuh, sebuah kekalahan yang cukup pasti mengingat senapannya dibuat untuk tangan kanan.
"Datang dan berperang dengan Gurkha!" ia berteriak saat gelombang pasukan Jepang terus-terusan datang selama 4 jam untuk menjatuhkan posisi Gurkha.
Namun pasukan Jepang kalah dan pasukan keempat/kedelapan Gurkha menduduki posisi tersebut selama 48 jam.
Gurung lahir di distrik Tanhu, Nepal, rumah bagi Gurkha.
Ia bergabung dengan pasukan itu di akhir tahun 1940, meskipun tingginya tidak sesuai dengan persyaratan pasukan.
Setelah aksi heroiknya, Gurung kehilangan tangan kanannya dan mengalami kebutaan di mata kanannya.
Ia tetap di pasukan aktif sampai 1947 saat India merdeka dan ia dipindahkan ke pasukan India.
Kemudian ia pensiun setahun kemudian dengan pangkat sersan.
Sama seperti banyak rekannya, ia menjadi petani kecil di Nepal, dengan stok berlimpah.
Ia didanai oleh VC, dan Asosiasi GC membangunkan rumah baru untuknya dan keluarganya.
Dalam waktu luangnya, ia bekerja sebagai veteran, datang ke London di tahun 1995 untuk menerima cek enam digit atas nama Dana Kesejahteraan Gurkha dari perdana menteri Inggris kala itu John Major.
Tahun 2008 sosok Gurung yang kecil yang selalu menggunakan medali-medalinya dengan kebanggaan VC, menjadi pemandangan familiar di media Inggris bersama pemegang VC Gurkha lain karena mereka memperjuangkan hak veteran Gurkha agar bisa pensiun di Inggris.
Aktor Joanna Lumley, anak dari petugas Gurkha Inggris memimpin kampanye sukses dan ditonton banyak orang.
Gurung juga berhasil membujuk Departemen Dalam Negeri untuk membatalkan perintah deportasi terhadap cucunya, yang sedang menjaganya di London barat.
Saat meninggal, Gurung meninggalkan istri keduanya, Manmaya bersama dua putra mereka, dan dua putra beserta 1 orang putri dari istri pertamanya.
Ia meninggal pada 12 Desember 2010.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini