Penulis
Intisari-online.com -Di mata awam, sosok mereka bagaikan Superman. Tak pernah lengah, apalagi kalah.
Gesit bagai tupai, mengendap seperti kucing, berotot kawat dan bertulang besi. Itulah anggota pasukan khusus.
Film dan novel boleh jadi mengambil peran dalam membentuk citra itu.
Dalam film atau novel, pasukan khusus memang ditampilkan seperti kumpulan manusia setengah dewa.
Baca Juga: Hadapi Corona; Ini 10 Makanan Terbaik untuk Rambut, Termasuk Pisang
Dengan hanya berkekuatan enam orang, misalnya, mereka bisa merebut satu daerah yang dijaga satu batalion.
Di lain kisah, mereka mampu menyusup ke barak militer musuh dan menyelamatkan re-kannya yang ditawan.
Meski tak sedramatis di film atau novel, kiprah pasukan khusus memang lebih seru ketimbang pasukan biasa.
Mampu berbicara minimal dua, ada yang sampai lima bahasa, pasukan khusus selalu beraksi penuh rahasia dan memiliki dampak politis yang besar.
Karena kerahasiaan misi yang diembannya, timbul kesan pasukan khusus bergerak bagai bayangan.
Dan cerita komplet operasi yang dijalankan serta wajah anggota pasukan khusus jarang muncul di media massa.
Itulah yang menyebabkan bumbu-bumbu cerita tumbuh subur di sekeliling mereka.
Green Baret
Pasukan khusus AD AS ini dirancang dan dibentuk pada 1940-an.
Gagasannya berasal dari PD II. Waktu itu pasukan Sekutu mengalami kekalahan di Eropa dan Filipina.
Tapi ada beberapa kelompok yang masih bertahan di sejumlah kantung di daerah musuh.
Pasukan-pasukan itu kemu-dian dimanfaatkan AD AS dan AD Inggris untuk menggedor pertahanan musuh.
Dari kelompok itulah muncul A Team. Terdiri dari 12 orang, kelompok ini memang punya reputasi hebat.
Mereka, misalnya, bisa melatih, memimpin dan mempersenjatai 1.500 pasukan dalam waktu singkat.
Padahal sukarelawan itu, yang biasanya diambil dari penduduk setempat, sebelumnya sama sekali buta tentang kemiliteran dan tak mengerti bahasa Inggris.
A Team kemudian jadi cikal bakal US Army Special Force adalah nama resmi pasukan ini.
Lebih populer dengan sebutan Green Beret, yang diambil dari warna topi yang dipakainya.
Ada tiga macam misi yang dijalankannya. Yakni UW (Unconventional Warfare), FID (Foreign Internal Defense), STRAT RECON (Strategy Reconnaissance), dan STRIKE MISSION.
UW, adalah misi melatih penduduk setempat untuk melawan penguasa. Sebaliknya pada FID, mereka meningkatkan mutu pasukan pemerintah untuk menghadapi gerilyawan pemberontak.
Misi ketiga bertujuan mengumpulkan informasi tentang musuh. Pencarian ini dilakukan langsung di garis pertahanan musuh. Strike Mission, adalah penyerangan ke titik-titik penting pertahanan musuh.
Legiun Asing
Barangkali inilah pasukan yang paling banyak diselimuti mitos dan cerita romantis. Pada awal 'karir-'nya, pasukan elit milik Perancis ini betul-betul berantakan.
Anggotanya banyak yang berlaku seenaknya yang sering menyebabkan pertikaian antar kelompok.
Meski begitu, di medan tempur, mereka tak mengenal kata menyerah.
Pasukan yang terjun di dua Perang Dunia ini lebih memilih mati ketimbang ditawan musuh. Pada PD I, misalnya, mereka kehilangan115 perwira dan 5.172 anggotanya.
Sayangnya pada PD II, mereka malah baku hantam sendiri, terutama di Suriah.
Tapi pertempuran yang paling banyak memakan korban terjadi di Dien Bien Phu, Vietnam, 8 Mei 1958. Tak kurang dari tujuh batalion Legiun Asing tewas.
Toh sekeluar dari Vietnam, mereka langsung diterjunkan ke Aljeria. Kemudian Chad, Somali, Zaire, Djibouti, dan Malagasi.
Selain aktif di Afrika sejak 1963, Legiun Asing juga mengambil bagian di beberapa negara Pasifik dan Amerika Tengah.
Berbeda dengan Green Beret, Legiun Asing memang cuma mengenal satu tugas, yakni bertempur. Terdiri dari enam resi-men, Legiun Asing kini terorganisasi baik.
Setiap resimen mempunyai 10 bagian, yang mempunyai tugas yang berbeda. Misalnya, pasukan pengintai, mortir, senjata ringan dan Iain-Iain.
Markasnya tak terbatas di Perancis saja. Tapi juga ada di Guyana Perancis, Mururoa, Tahiti, Arue di Pasifik dan Mayotte di Lautan India.
Pasukan Gurkha
Pada 1813, pasukan Inggris yang berada di India bertempur melawan Gurkha, suku bangsa yang hidup di perbukitan Nepal.
Inilah kemenangan yang paling sulit diraih pasukan Inggris yang memaksa mereka angkat topi dengan semangat juang orang-orang Gurkha.
Sebaliknya, orang-orang gunung itu menaruh hormat terhadap keahlian tempur pasukan Inggris. Rasa saling menghormati itu menjadi benih lahirnya pasukan Gurkha yang dibentuk dua tahun kemudian, 1815.
Satu abad lebih pasukan Gurkha menjadi bagian AD Inggris. Tapi ketika Inggris meninggalkan India, sebagian dipecah ke AD India. Sedangkan yang tetap di bawah AD Inggris dipindah ke Malaysia.
Di Malaysia ketangguhan pasukan Gurkha makin terbukti. Mereka memainkan peranan penting dalam mematahkan gerilyawan komunis. Pada 1967, mereka meninggalkan Malaysia dan bermarkas di Hong Kong.
Nama pasukan Gurkha melejit kembali pada Perang Malvinas. Mereka mendarat pada awal Juni 1982. Selama seminggu mereka berpatroli di sekitar pulau untuk mencari pasukan Argentina.
Pada 8 Juni, mereka mendatangi Port Stanley, yang dikuasai tentara Argentina. Tapi pertempuran hebat tak terjadi.
Tentara Argentina amat terkejut ketika mengetahui mereka berhadapan dengan pasukan Gurkha yang legendaris itu. Tanpa pikir panjang, mereka lari menyelamatkan diri.
Spetsnaz
Bisa dibilang, inilah pasukan khusus terbesar di dunia. Dibentuk pada awal 1950-an, Spetsnaz memiliki 27 sampai 30 ribu anggota.
Berbeda dengan pasukan elit lainnya, Spetsnaz berada di bawah Departemen Pertahanan dan badan intelejen Soviet (kini Rusia).
Begitu pula dengan tugasnya. Spetnsnaz lebih banyak melakukan operasi rahasia. Misalnya, mereka memainkan peran penting dalam pembunuhan Hafizullah Amin sewaktu istana kepresidenan diserang serta pendudukan bandara Kabul, Desember 1979.
Proses terbentuknya pasukan khusus Rusia ini memang berbeda dengan pasukan khusus lainnya. Mereka berakar dari kemiliteran dan keamanan nasional.
Pada bagian kemiliteran itu pun anggota Spetsnaz terbagi dari satuan intelejen dan tempur. Hingga tak heran kalau kiprahnya banyak yang berkaitan dengan keamanan dalam negeri.
Nama Spetsnaz melambung karena jumlahnya yang besar dan minimnya informasi mengenai mereka. Hingga kemampuannya sukar ditebak.
Apalagi dikabarkan Spetsnaz memiliki satuan VIP, yang tugasnya membunuh tokoh-tokoh politik dan militer musuh. (Win/Majalah Hai)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari