Intisari-online.com - Seperti yang kita tahu jika Amerika memang terus pepet China di Laut China Selatan.
Tentu saja karena China melakukan tindakan ilegal dengan melakukan klaim sepihak di wilayah laut bebas tersebut.
Ternyata kedatangan Amerika juga memiliki maksud untuk bersaing dengan China.
Tak hanya melalui kehadiran di wilayah tersebut, Amerika juga terus menggempur China melalui perang dagang. Ternyata Amerika memang sangat menginginkan Asia Tenggara.
Dalam dokumen kemanan nasional, Kerangka Strategis Amerika untuk Indo-Pasifik 2018.
Mengungkap rencana Amerika, dalam mengimplementasikan rencana kongkret di wilayah Indo-Pasifik.
Melansir 24h.com.vn, pada Senin (18/1/21), dokumen setebal 10 halaman itu ditulis pad 12 Januari.
Dokumen itu dikembangkan oleh Dewan Keamanan Nasional di bawah Presiden Donald Trump pada 2017.
Dokumen tersebut menunjukkan fokus pada penyesuaian kebijakan Amerika untuk bersaing dengan China yang lebih kuat, lebih ambisius, dan lebih agresif.
Hal menarik lainnya adalah bahwa kerangka kerja menetapkan banyak tujuan.
Para ahli mengatakan bahwa hal ini jelas menunjukkan kesenjangan antara maksud dan implementasi, terutama di bagian Asia Tenggara.
Hal itusering dikatakan pejabat AS memainkan peran sentral dalam strategi Indo-Pasifik.
Dokumen tersebut menyatakan bahwa tujuan AS di kawasan ini adalah untuk "mempromosikan dan mengkonsolidasikan peran sentral di Asia Tenggara dan ASEAN dalam arsitektur keamanan kawasan.
Serta untuk mendorong suara yang bersatu dalam masalah tematik.
Namun, dokumen tersebut tidak menjelaskan bagaimana AS dapat mencapai ini, terutama ketika China memiliki pengaruh ekonomi yang besar di kawasan tersebut.
Dokumen tersebut menyatakan bahwa Amerika Serikat harus melihat ke Asia Tenggara bekerja sama dengan Amerika Serikat dan sekutunya.
Bertujuan untuk menegakkan prinsip kedaulatan, kebebasan navigasi, dan standar perdagangan dan investasi, menghormati hak individu dan supremasi hukum.
Namun, kegiatan diplomatik pemerintahan Trump dengan ASEAN dipandang terfragmentasi dan tidak efektif.
Kegagalan Washington mengirimkan perwakilan tingkat tinggi ke konferensi penting seperti KTT Asia Timur dinilai tidak mampu mempertahankan definisi minimal tentang peran sentral ASEAN.
Meski para pejabat Amerika selalu ingin menarik ASEAN ke arah itu dan mencoba bersaing dengan China
Dokumen mengatakan akan mempromosikan hubungan ekonomi AS dengan Asia Tenggara.
Termasuk mengejar perjanjian perdagangan yang menetapkan standar perdagangan dan investasi AS dan mengurangi ketergantungan ekonomi dari wilayah tersebut ke China .
Tujuan ini juga dinilai memiliki jarak antara niat dan kenyataan.
Pemerintahan Trump menghadapi kritik setelah ASEAN, China, dan lima negara lainnya menyelesaikan perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP).
Dokumen tersebut mengkonfirmasi satu hal yang jelas di bawah Trump: kebijakan AS terhadap Asia Tenggara masih tertinggal dari kebijakan dengan China, uangkap sebuah artikel di The Diplomat.