Intisari-Online.com - Salah satu pasukan khusus terbaik di dunia, SAS Inggris, pernah diterjunkan ke belantara Kalimantan pada tahun 60-an.
Mereka harus menghadapi pasukan Indonesia yang kala itu berkonfrontasi dengan Malaysia.
Inggris mengirimkan pasukan khususnya itu untuk bertempur di pihak Malaysia.
Reputasi dan kemampuan pasukan elite Inggris sendiri dikenal banyak pengamat pertahanan dan keamanan (hankam) dunia setara dengan mottonya yang melegenda, “Who Dares Wins”.
SAS adalah panutan dari profil pasukan khusus yang tak mau dikenal, serba hitam, dan amat responsif terhadap segala macam kegiatan teroris.
Derajat keterkenalannya menggunung seiring dengan pengalaman tempur yang mendunia.
Berawal dari medan laga di Afrika Utara, SAS telah melanglangbuana hingga ke Timur Tengah, Kenya, Oman, Falkland, bahkan Kalimantan.
Itu sebabnya ketika pada 30 April 1980 terjadi penyanderaan di Kedubes Iran di London, kejadian ini terbilang paling konyol dari sebuah kelompok teroris yang ingin cari perhatian dunia.
Dalam peristiwa berdarah ini, lima dari enam teroris berbadan kekar asal Iran ditembak mati, sementara seorang lainnya (wanita) berhasil meloloskan diri.
SAS yang turun dengan tim berjumlah 22 orang tak “kehilangan” seorang pun di antara mereka.
Meski begitu, mereka tak berhasil menyelamatkan dua orang dari 20 orang yang disandera.
Bagi masyarakat Indonesia, sepak terjang SAS yang perlu diketahui adalah ketika terjun di belantara Kalimantan pada 1963-66.
Menurut Craig Philip dan Alex Taylor dalam Inside The SAS (1992), keterlibatan SAS di wilayah ini adalah sebagai respon Inggris.
Khususnya terhadap ketidaksukaan Indonesia atas pembentukan Federasi Malaysia yang menurut Presiden Soekarno merupakan bentuk ancaman upaya kolonialisme gaya baru.
Masih menurut buku itu, sebagai manifestasi ketidaksukaan Presiden Soekarno, personel berkemampuan tinggi Indonesia kemudian melakukan penyusupan ke sejumlah wilayah di Serawak.
Mereka tak jarang terlibat kontak senjata dengan SAS. Lepas dari itu, operasi bersenjata yang dilakukan orang-orang Indonesia terbilang hebat.
Hal ini terbaca dari beberapa kali upaya perkuatan dan perubahan bentuk yang dilakukan SAS.
Lebih dari itu, SAS Inggris juga sampai merasa perlu memanggil sesama SAS dari Australia dan Selandia Baru, serta infanteri khusus Gurkha.
Operasi yang juga didukung armada helikopter AU Kerajaan Inggris ini kemudian dikenal dengan nama Operasi Claret.
Bagi SAS, pertempuran di belantara Kalimantan cukup memberi pengalaman dan pelajaran berharga.
Dari Claret, misalnya, kemudian muncul nama “Mad Mike” Calvert yang menurunkan berbagai teknik patroli hutan yang masih diadopsi SAS hingga kini.
Para penyusup Indonesia tersebut sulit disebut sebagai respon tentara Indonesia (ABRI) mengingat tak pernah ada perintah resmi dari Presiden Soekarno.
Itu sebabnya para penyusup lebih sering disebut sukarelawan meski sebagian di antaranya memang tentara Indonesia.
Di dalamnya bahkan ada pasukan elit ABRI dengan salah seorang pimpinannya yang kemudian menjabat Panglima ABRI di masa Pemerintahan Soeharto.
Konfrontasi yang kabarnya memakan korban satu pleton pasukan khusus Indonesia ini kemudian menyurut sejalan dengan lengsernya Soekarno.
Penggantinya, Presiden Soeharto tak tertarik meneruskan konfrontasi.
Operasi khusus di Kalimantan itu pun berhenti. Dalam rekapitulasi sepihak, dilaporkan SAS telah kehilangan 114 personel, sementara Indonesia 2.000 orang.
Dibentuk atas prakarsa Kolonel David Stirling pada 1941, SAS kini menjadi pasukan elite dunia dengan standar taktik dan strategi operasi militer nonkonvensional tertinggi.
Keterlibatannya dalam berbagai konflik dan upaya penanggulangan teroris membuat SAS punya banyak pengalaman.
Konsep Four Man Patrol yang amat terkenal bahkan telah jadi patokan elit banyak negara.
Stirling membuka perjalanan elite termasyhur ini dari sebuah brigade yang dikenal sebagai L Detachment.
Unit rekaannya ini adalah kompensasi dari rasa frustrasinya manakala bertugas sebagai anggota Komando ke-8, Resimen Pengawal di Timur Tengah.
Baca Juga: Akhiri Penjajahan Belanda atas Indonesia, Ini Nama-nama Tokoh yang Wakili Indonesia dalam KMB
Minim sukses, ia lalu berbuat sesuatu.
Membentuk grup kecil terlatih yang selalu siap melakukan misi penyusupan dan penyerbuan hingga masuk jauh ke wilayah musuh.
Itulah ciri strategi tempur SAS yang kemudian diadopsi oleh pasukan-pasukan khusus dunia.
Bagaimanapun pertempuran SAS Inggris dengan pasukan Indonesia, memberinya pengalaman tersendiri, terlepas dari pihak mana yang lebih banyak kehilangan nyawa.
Baca Juga: Tenang, Untuk Saat Ini, Masih Mustahil Indonesia Akui Israel, Setidaknya Jika Merujuk Faktor Ini
Terlebih, bukan hal mudah untuk menghadapi pasukan Indonesia kala itu.
Bahkan, ada pasukan SAS Inggris yang berhasil ditawan oleh pasukan Indonesia.
Dalam suatu serangan penyergapan di pedalaman Kalimantan Timur yang berhutan lebat, pasukan gerilya TNKU berhasil menawan satu orang musuh, menembak mati satu orang lagi, sementara dua musuh berhasil melarikan diri.
Meski, karena kurangnya alat transportasi dan sarana kesehatan, anggota SAS yang tertawan ternyata sudah meninggal sebelum dikirim ke Jakarta guna kepentingan propaganda. (Moh Habib Asyhad)
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari