Wabah Yustinianus tiba di Konstantinopel, ibu kota Kekaisaran Bizantium, pada 541 M.
Itu dibawa ke Laut Mediterania dari Mesir, tanah yang baru-baru ini ditaklukkan sebagai penghormatan kepada Kaisar Justinian dalam bentuk biji-bijian.
Kutu yang menyerang wabah menumpang pada tikus hitam yang memakan biji-bijian.
Wabah tersebut menghancurkan Konstantinopel dan menyebar seperti api di Eropa, Asia, Afrika Utara, dan Arab yang menewaskan sekitar 30 hingga 50 juta orang, mungkin setengah dari populasi dunia.
“Orang-orang tidak memiliki pemahaman yang nyata tentang bagaimana melawannya selain mencoba menghindari orang sakit,” kata Thomas Mockaitis, seorang profesor sejarah di Universitas DePaul.
“Mengenai bagaimana wabah itu berakhir, tebakan terbaik adalah bahwa mayoritas orang yang berada dalam pandemi bertahan hidup, dan mereka yang selamat memiliki kekebalan.”
2. Black Death — Penemuan Karantina
Wabah tidak pernah benar-benar hilang, dan ketika kembali 800 tahun kemudian, wabah itu membunuh dengan sembrono.
The Black Death, yang melanda Eropa pada tahun 1347, merenggut 200 juta nyawa yang menakjubkan hanya dalam empat tahun.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR