Kehidupan masa kecil dan keluarganya ditandai dengan serangkaian tragedi yang memuncak pada invasi Jerman pada Mei 1940 dan pemboman Poperinghe.
Untuk menyelamatkan hidupnya, dia harus melarikan diri ke tempat yang selalu dia anggap sebagai rumahnya yang sebenarnya, Inggris.
Pelariannya yang dramatis dan pelariannya yang akhirnya melalui Dunkirk dengan evakuasi Pasukan Ekspedisi Inggris adalah sebuah cerita tersendiri, tetapi masih banyak lagi yang akan datang ... panas dan kengerian London Blitz, perekrutan ke sebuah organisasi yang tidak diberitahukan kepadanya, anehnya pelatihan, operasi klandestin dan pencukuran ketat, pembebasan mulia Pembebasan dan pengkhianatan yang kejam.
Bahkan itu bukanlah akhir. Ada dua operasi rahasia lagi, satu di kamp konsentrasi yang baru dibebaskan dimana tidak ada pelatihan yang bisa mempersiapkannya ...
Menjelang akhir hidupnya, karisma dan percikan pembangkangan itu masih ada, meskipun dia mengalami lebih banyak tragedi dan kehilangan pribadi dalam kehidupan pasca-perangnya.
Memasuki usia 80-an, dia merasa ditinggalkan di flat kecilnya di Prancis selatan, tampaknya dilupakan oleh negara yang akan dia pertaruhkan nyawanya untuk mengabdi.
Seolah-olah, terlepas dari kenangan yang menyakitkan, dia ingin menghidupkan kembali intensitas dan kegembiraan tahun-tahun masa perang ketika dia dibutuhkan, dikagumi dan dicintai.
Bersama para wanita seksi F yang pemberani, Elaine Madden layak dikenang, bukti atas kehidupannya yang luar biasa dan keberanian yang luar biasa.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR