"Satu-satunya pertanyaan adalah berat dari hulu ledak. Roket (saat ujicoba) tampaknya membawa hulu ledak buatan yang amat ringan yang berarti mungkin tidak mampu membawa hulu ledak nuklir sejauh itu karena hulu ledak nuklir akan jauh lebih berat."
Demikian analisis Vipin Narang, guru besar ilmu politik di Massachusetts Institute of Technology, MIT, AS seperti dilansir dari BBC.
Sayangnya, saat itu Korut juga tengah mengembangkan teknologi untuk mengecilkan hulu ledak nuklir tanpa mesti mengurangi daya rusaknya.
Mungkin sulit ditangkal AS
AS tentu saja punya teknologi penangkal rudal yang sudah dikembangkan jauh-jauh hari.
Pada 31 Mei 2017 mereka sukses melakukan serangkaian ujicoba sistem penangkal rudal balistik di pangkalan angkatan udara (AU) Vandenberg, California, AS.
Menurut Badan Pertahanan Rudal AS (MDA), ini merupakan uji coba pertama bermetode simulasi serangan dengan rudal sungguhan yang pernah dilakukan.
Sistem pertahanan itu dinilai penting untuk menangkal ancaman apapun yang mengancam negara, termasuk untuk menghadapi serangan rudal dari Korea Utara yang tak henti dikembangkan.
Baca Juga: Cara Melihat RAM Hp Xiaomi Tanpa Ribet! Ikuti Cara Berikut Ini
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR