Awal pekan lalu, Presiden AS Donald Trump men-tweet bahwa dia akan "meminta pertanggungjawaban Iran" jika "satu orang Amerika terbunuh".
Peringatannya muncul setelah dia menuduh Iran menargetkan kedutaan besar AS di ibukota Irak dalam serangan roket.
Ancaman itu segera dibantah oleh Menteri Luar Negeri Iran Javad Zariff.
Dia malah mengunkapkan bahwa Trump-lah yang menggunakan "foto yang tidak berharga untuk sembarangan menuduh Iran."
"Trump akan memikul tanggung jawab penuh atas setiap petualangan di jalan keluarnya." Zarif memperingatkan.
"Terakhir kali, AS menghancurkan wilayah kami karena fabrikasi WMD, yang menghabiskan 7 triliun US Dollar dan menyebabkan 58.976 orang AS menjadi korban.
"Dan kali ini, kondisinya jauh lebih buruk."
"Trump akan memikul tanggung jawab penuh atas segala petualangan di jalan keluarnya."
Hubungan antara kedua negara memburuk setelah Trump pada 2018 secara sepihak menarik Amerika Serikat dari Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) 2015, yang juga dikenal sebagai kesepakatan nuklir Iran, menargetkan republik Islam itu dengan sanksi keras.
Serangan drone yang diperintahkan oleh Trump yang membunuh Soleimani pada 3 Januari meningkatkan eskalasi, mendorong Iran untuk membalas dengan serangan udara yang menargetkan pangkalan militer AS di Irak.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR