Advertorial
Intisari-Online.com -Baik dalam Perang Vietnam atau pun perang Indochina, kawasan ini bak jadi kuburan bagi setiap lawan-lawan tentara Vietnam.
Ya, bak sebuah senjata pusaka yang begitu sakti, kawasan ini benar-benar menjadi andalan Vietnam untuk mengalahkan lawan-lawannya.
Tidak main-main, lawan-lawan Vietnam yang dikandaskan di kawasan ini adalah dua negara dengan kekuatan militer jauh di atas Vietnam.
Mereka adalah Prancis dalam perang Indochina I dan Amerika Serikat dalam Perang Vietnam yang begitu legendaris.
Jika ditarik mundur ke belakang, ada satu kekuatan militer lain yang pernah merasakan kejamnya kawasan ini, yaitu bangsa Mongol.
Kawasan yang dimaksud adalahĐồng Tháp Mười atau dataran alang-alang berupa lahan basah pedalaman di Delta Mekong di Vietnam selatan.
Sebagian besar lahan basah berada di Provinsi Long An dan Provinsi Đồng Tháp.
Lalu apa yang membuat lahan seluas 4000 km persegi ini begitu mematikan bagi lawan-lawan Vietnam? Simak ulasannya berikut ini.
Sampai tahun 1970-an, hanya padi apung primitif yang bisa ditanam di daerah tersebut.
Ini mirip dengan dataran banjir berawa yang sangat luas yang membentang di sepanjang Sungai Bassac dari Châu Đốc hingga kaki Dataran Tinggi Takeo.
Luasnya pernah mencapaisekitar 1.000.000 hektar pada abad ke-18, dan sekarangberkurang signifikan karena drainase.
Di dalam Đồng Tháp Mười, terdapat Taman Nasional Tràm Chim telah dilindungi untuk konservasi ekosistem lahan basah.
Namun, sebelum menjadi taman nasional, kawasan ini pernah menjadi kuburan bagi para pasukan musuh Vietnam.
Dataran ini sendiri telah berfungsi sebagai basis bagi pemberontak dan bandit sepanjang sejarah Vietnam.
Baru, pada Perang Indochina Pertama (1946-1955), rawa ini sering digunakan sebagai basis untuk Việt Minh.
Daerah itu juga sempat digunakan sebagai markas oleh para pemberontak Ba Cụt.
Selama Perang Indochina Kedua alias Perang Vietnam (1955-1975)dataran ini sekali lagi berfungsi sebagai pangkalan untuk pasukan Front Pembebasan Nasional (NLF).
Dari tanggal 1–8 Januari 1966, pasukan AS, Australia, dan Tentara Republik Vietnam (ARVN) melakukan Operasi Perampok / Operasi An Dan 564 di daerah tersebut.
Salah satu fakta mencengangkan dari rawa ini adalah perihal saling serang antara pasukan koalisi Amerika Serikat, Australia, dan Selandia Baru.
Ya, entah apa alasannya, di kawasan dengan tingkat keasaman sangat tinggi tersebut, 7 orang pasukan koalisi meregang nyawa di tangan mereka sendiri.
Tentara Vietcong (Vietnam Selatan) sendiri bukan tanpa korban, malah korban mereka berkali-kali lipat, yaitu mencapai 114 orang.
Tapi, itu pun berhasil dilakukan setelah pasukan koalisi mendapat bantuan serangan udara.
Hanya saja, aksi saling bunuh di antara pasukan koalisi jelas mencoreng wajah pasukan koalisi yang tidak hanya diklaim lebih mumpuni secara SDM juga secara teknologi.