Negara itu terpecah belah mengenai masalah terlibat dalam perang yang berkecamuk di Eropa.
Sementara semua presiden berulang kali berjanji tidak mengirimkan putra bangsa untuk berperang dalam perang asing, sebuah janji yang masih terngiang-ngiang di telinga kongres.
Hasil dari seruan Roosevelt akhirnya tidak disetujui.
Keadaan di sekitar deklarasi gagal Presiden Roosevelt mulai pada Agustus 1941, tepatnya di Argentia Harbor di dalam Teluk Placentia, Newfoundland.
Di sana, 4 bulan sebelum Pearl Harbor, Roosevelt bersama Perdana Menteri Inggris Winston Churchill bertemu secara rahasia.
Mereka mendiskusikan sebuah gagasan yang kemudian akan disebut Atlantic Charter, tujuannya untuk bersepakat mengenai pergerakan Jepang yang semakin agresif dan mengancam di Timur Jauh.
Churchill menekankan pentingnya membuat deklarasi gabungan kepada Jepang untuk mundur atau hadapi konsekuensinya.
Setahun sebelumnya Inggris hampir tidak bisa lolos dari serangan oleh Nazi, diserang oleh Yunani yang dikuasai Jerman pada April, dan menghadapi ketegangan pasukan Afrika Korps yang dipimpin Jenderal Erwin Rommel di Afrika Utara, Inggris mencari cara memaksa Jepang mempertimbangkan penyerangan Malaya atau Hindia Belanda waktu itu (saat ini Indonesia).
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR