Intisari-online.com - Terpilihnya Joe Biden menjadi presiden AS telah membuat banyak pihak merasa tenang.
Terutama sekutu dari Amerika Serikat, NATO.
Setelah empat tahun masa tidak jelas dengan Donald Trump, kemenangan Biden bisa dianggap masa tenang bagi NATO.
Banyak para menteri luar negeri dan menteri pertahanan Eropa tampak tenang dengan prospek Biden membenahi kebijakan luar negeri AS.
Namun persekutuan berumur 71 tahun itu, layaknya yang disebut oleh Presiden Perancis Emmanuel Macron, perlu obat lebih kuat daripada sekedar pengembalian status quo.
NATO tidak bisa terus-terusan mengandalkan Amerika Serikat terus, karena saat AS runtuh, NATO pun akan kesulitan berjalan.
Penelitian baru yang dilaksanakan oleh Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, meminta pembaruan dan reformasi.
Stoltenberg menggarisbawahi fokus baru dalam rangka tantangan China.
Source | : | national interest |
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR