Advertorial
Intisari-Online.com - Setelah kurang lebih setahun pandemi Covid-19 menyerang dunia, WHO akhirnya mengirim ilmuwan untuk melakukan penyelidikan di Wuhan.
Mengutip mirror.co.uk (16/12/2020), Sebuah tim ilmuwan internasional akan menuju ke kota Wuhan di Cina dalam misi untuk mengeksplorasi asal-usul pandemi Covid-19 mematikan yang melanda dunia.
Misi internasional tersebut akan dipimpin oleh Organisasi Kesehatan Dunia(WHO) dan diperkirakan akan berangkat ke China pada minggu pertamaJanuari untuk menyelidiki di mana virus yang memicu pandemi itu bermula.
Seperti diketahui, sampai saat ini belum ditemukan asal muasal virus corona yang menggegerkan dunia ini, hanya diketahui bahwa itu bermula di Wuhan China.
Bahkan, tentang sumber virus itu telah menyebabkan ketegangan, terutama dengan Amerika Serikat.
Pemerintahan Donald Trump menuduh China menyembunyikan sejauh mana wabah itu, dan bahkan menyembunyikan wabah awal.
AS sendiri menyerukan penyelidikan yang dipimpin WHO yang "transparan" dan mengkritik persyaratannya, yang memungkinkan ilmuwan China melakukan tahap pertama penelitian pendahuluan.
Beberapa negara Barat telah menyuarakan keprihatinan atas keterlambatan pengiriman ahli internasional.
Seorang diplomat senior Barat mengeluhkan kurangnya transparansi sementara para ahli tidak berada di lapangan untuk berbicara dengan dokter dan peneliti atau memeriksa sampel laboratorium.
Tetapi seorang diplomat Barat lainnya mengatakan bahwa misi tersebut berada pada "pijakan yang baik" dan bahwa WHO harus menerima persyaratan China untuk mengamankan akses.
Sementara itu, menanggapi kabar tersebut, seorang ilmuwan Wuhan mengatakan akan "menyambut segala bentuk kunjungan" dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Melansir express.co.uk (24/12/2020), Profesor Shi Zhengli, dari Institut Virologi Wuhan (WIV), mengatakan dia secara pribadi akan "menyambut" penyelidikan dari WHO, yang akan berlangsung di Wuhan pada Januari.
Profesor itu, bersama dengan pemerintah China, sebelumnya dengan marah menolak anggapan bahwa pandemi dimulai setelah sampel virus bocor dari laboratorium.
Namun, kunjungan WHO ke Wuhan sendiridiperkirakan tidak akan menyelidiki teori bahwa COVID-19 dimulai dari kebocoran WIV.
Meski Prof Shi berbicara kepada BBC, mengatakan dia telah berkomunikasi dengan ahli WHO "dua kali", dan menjelaskan bahwa dia ingin mereka mengunjungi WIV.
Ketika ditanya apakah kunjungan tersebut akan mencakup penyelidikan formal menggunakan data dan catatan WIV, dia kembali mengatakan akan menyambut WHO.
“Saya secara pribadi akan menyambut segala bentuk kunjungan, berdasarkan dialog yang terbuka, transparan, terpercaya, dapat diandalkan dan masuk akal," katanya. Tapi rencana spesifiknya tidak saya putuskan," imbuhnya.
Penyelidik WHO akan memasuki Wuhan pada minggu pertama Januari dalam upaya untuk menentukan asal-usul pandemi virus korona.
Antara 12 hingga 15 ahli internasional akan memeriksa bukti, termasuk sampel yang dikumpulkan oleh peneliti China dan membangun studi awal.
Thea Fischer, anggota WHO dari Denmark, mengatakan kepada Reuters bahwa kru akan dikarantina selama dua minggu setelah tiba di China, sebelum melakukan penyelidikan selama empat minggu.
Tetapi istilah penyelidikan WHO tidak menyebutkan teori bahwa pandemi dimulai setelah sampel virus bocor dari laboratorium WIV.
Peter Daszak, ahli zoologi Inggris dan anggota penyelidikan, telah menghapus teori asal laboratorium sebagai "teori konspirasi".
Dia berkata kepada BBC: “Saya belum melihat bukti sama sekali tentang kebocoran laboratorium atau keterlibatan laboratorium dalam wabah ini.
"Saya telah melihat bukti substansial bahwa ini adalah fenomena yang terjadi secara alami yang didorong oleh perambahan manusia ke habitat satwa liar, yang jelas terlihat di seluruh Asia Tenggara."
Namun, Mr Daszak menolak untuk mengesampingkan kemungkinan tersebut, dan menambahkan: "WHO menegosiasikan kerangka acuan, dan mereka mengatakan kami akan mengikuti bukti, dan itulah yang harus kami lakukan."
China sendiri baru-baru ini menuduh Australia dan negara lain sebagai asal sebenarnya pandemi.
Outlet berita yang dikelola pemerintah The Global Times, serta pejabat Beijing, telah mengklaim COVID-19 diimpor ke pasar basah dengan makanan beku.
Artikel Global Times mengatakan teori itu "tidak dapat dikesampingkan", tetapi mereka mengakui tidak ada bukti yang mendukung klaim tersebut.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari