Bermodalkan Berita Hoax yang Disiarkan Secara Resmi oleh Pemerintah, Amerika Serikat Ternyata Pernah Dibuat Ketakutan Setengah Mati Oleh Uni Soviet, Begini Kisahnya

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Penulis

Rudal Balistik Uni Soviet di Lapangan Merah.
Rudal Balistik Uni Soviet di Lapangan Merah.

Intisari-online.com - Kisah mengenasi sejarah Perang Dunia memang selalu mengejutkan untuk diceritakan.

Perang strategi dilakukan dengan berbagai cara sehingga menciptakan ketakutan pada musuhnya.

Salah satunya adalah strategi jitu dengan menyebarkan berita kebohongan yang dilakukan Uni Soviet untuk membuat negara sekelas Amerika merasa ketakutan dengan mereka.

Menurut 24h.com.vn, Rabu (23/12/20), halaman berita RBTH, Rusia menceritakan kisah tersebut baru-baru ini.

Baca Juga: Dibangga-banggakan Putin, Agen Rahasia Rusia FSB Rupanya Jalankan Misi Mengerikan dari Pembunuhan, Mata-matai Negara Lain hingga Terlibat Kriminalitas

Pada tahun 1960-an dua negara adidaya sekelas Uni Soviet dan Amerika melakukan perlombaan senjata.

Hal itu membuat kedua negara menggunakan segala cara dan taktik untuk saling menjatuhkan.

Saat itulah, Uni Soviet pernah berhasil membuat Amerika ketakutan setengah mati, padahal hanya memanfaat berita Hoax yang disebarkan secara resmi.

Di Lapangan Merah tahun 1965, roket rakasa dengan hulu ledak nuklir perlahan melewati ribuan, dipenuhi penonton dan duta besar asing.

Baca Juga: Nyaris Tewas Usai Diracun dan Berupaya Ungkap Kebenaran, Kritikus Rusia Navalny Malah Dituduh Alami Gangguan Kejiwaan

"Ukuran mereka saja sudah cukup untuk menimbulkan rasa takut menjadi orang Soviet," jelas RBTH.

"Oleh karena itu, dapat dipastikan bahwa perasaan yang muncul dari orang asing yang menghadiri pawai mirip dengan orang-orang Soviet, bahkan lebih buruk," tulis RBTH.

Komentator di radio Soviet kemudian membaca pidato yang telah disiapkan sebelumnya.

"Parade militer yang ditingkatkan mungkin berakhir dengan rudal pertahanan raksasa. Performanya sepenuhnya otomatis. Tidak ada batasan apapun dapat dihancurkan rudal ini," katanya.

Ini tentunya merupakan kemenangan lain dari teknologi militer Soviet.

Setidaknya begitulah cara penyajiannya. Senjata besar dengan hulu ledak dan cadangan yang besar, rudal balistik dengan jangkauan yang dapat menjangkau di mana saja.

Rudal Balistik Uni Soviet di Lapangan Merah.
Rudal Balistik Uni Soviet di Lapangan Merah.

Baca Juga: Indonesia Pernah Jadi Korbannya, Senjata Militer China Ternyata Memiliki Kualitas Buruk, yang Baru Membelinya Terpaksa Tidak Menggunakannya

Senjata penangkal nuklir ini juga dikatakan bisa mencapai luar angkasa, segera setelah teknologi ini diperkenalkan menjadi berita utama di pers internasional.

Hanya sedikit orang yang tahu bahwa tidak ada senjata semacam itu di Lapangan Merah pada hari itu karena strainnya adalah senjata palsu.

Dengan kata lain, senjata itu hanya dibuat-buat untuk membuat Amerika ketakutan, tetapai mengapa Uni Soviet melakukannya?

Pertanyaan itu dijawab setelah pembubaran blok Soviet oleh Vladimir Semichastny, presiden KGB dan salah satu penyelenggara karya Khrushchev.

"Roket menimbulkan kekhawatiran besar di tahun 1960-an," katanya.

"Setiap penyebutan seseorang termasuk pandangan mutlaknya, membuat semua orang terpaku padanya, dan menahan napas," tulis Vladimir Semichastny.

Baca Juga: Menilik 5 Jet Tempur Terbaik di Tahun 2020 Ini, Sukhoi dan Lockheed Martin Masih Berebut Posisi Nomor 1, Seperti Apa Saja?

Hal itu diungkapkan dalam memoarnya yang berjudul "Pelayanan Khusus Uni Soviet dalam Perang Rahasia".

Biasanya, sekitar sekali, dua kali atau tiga kali dalam setahun,Uni Sovietsecara resmi mengklaim telah menguasai beberapa teknologi rudal baru.

Setelah pengumuman itu,merekaakan mempresentasikannya di Lapangan Merah selama parade.

Hanya sejumlah kecil orang yang menyadari bahwa beberapa dari rudal baru ini palsu.

Bahkan rudal ini sama sekali tidak mampu terbang.

"Model yang ditarik oleh traktor bukanlah roket, mereka hanyalah replika yang tidak bergerak," kata Vladimir Semichastny dalam buku tersebut.

Artikel Terkait