Padahal Dikenal Sebagai Militer Terbaik di Dunia, Tak Disangka Ada 'Kebobrokan' dalam Akademi Militer di Amerika, 44 Tahun Ditutupi Akhirnya Skandal Terbesar Ini Terungkap

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Di antaran, mereka yang terlibat dalam skandal itu 58 lainnya mengaku melakukan penipuan di akademi militer AS.
Di antaran, mereka yang terlibat dalam skandal itu 58 lainnya mengaku melakukan penipuan di akademi militer AS.

Intisari-online.com - Bukan rahasia umum jika Amerika memiliki tentara terbaik di dunia saat ini.

Hal itu tentu saja tak lepas dari cara melakukan pemilihan, pelatihan hingga pendidikan bagi calon pasukan militer mereka.

Meski selama bertahun-tahun dikenal dunia sebagai militer terbaik di dunia, belakangan tak disangka ada sebuah laporan yang melaporkan kebobrokan akademi militer AS.

Menurut 24h.com.vn, pada Selasa (22/12/20), lebih dari 70 siswa Akademi Militer Amerikcan West Point yang bergengsi ditemukan melakukan kecurangan pada tes Matematika.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Bikin Kalang Kabut Seluruh Dunia, Bahkan Virus Mematikan Ini Sudah Masuk ke Tempat Paling Terisolasi di Muka Bumi, 'Langsung Evakuasi Seluruh Orang'

Mereka semua sama-sama melakukan kesalahan yang sama dalam tes tersebut.

Sebanyak 73 praktisi terlibat dalam skandal penipuan yang dianggap terbesar di akademi militer paling bergengsi di Amerika selama 4 dekade terakhir.

Di antaranya, mereka yang terlibat dalam skandal itu 58 lainnya mengaku melakukan penipuan dan akan dihukum.

Skandal tersebut berhasil terungkap pada Mei tahun ini.

Baca Juga: Ambisinya Normalisasi Hubungan Terus Terganjal, Israel 'Main Belakang' Ikat Indonesia LewatProgram Ini dan MulaiAwal Tahun 2021, Sasar Teknologi Digital Sampai Pertanian

Teknisnya, praktisi mengerjakan ujian di rumah menggunakan format online.

"Tidak ada alasan untuk tindakan ini, karena aturan dasar bagi praktisi adalah tidak berbohong, mencuri, atau menipu," kata profesor Fakultas Hukum West Point, Tim Bakken.

"Kami sedang menangani masalah ini dan praktisi akan didenda karena melanggar aturan," kata Sekretaris Angkatan Darat AS Ryan McCarthy.

USA Today melaporkan bahwa ada 72 kasus penipuan yang diduga terjadi pada siswa tahun pertama dan satu di tahun kedua.

Dua kasus dugaan penipuan belum diselidiki karena kurangnya bukti.

Ada 4 siswa yang secara sukarela mengundurkan diri dari sekolah tidak akan dimintai pertanggungjawaban.

Baca Juga: Kerahkan Kapal Selam Nuklir dengan Senjata 154 Rudal Jelajah Tomahawk, Amerika Sudah Bergerak Lakukan Tindakan Militer ke Iran, Apa yang Terjadi Sebenarnya?

Lalu, 55 siswa yang mengakui ujian curang akan diminta untuk berpartisipasi dalam program pemasyarakatan mulai 9.12. Program ini berlangsung selama 6 bulan.

Peserta lainnya akan diselidiki dan juga akan dihukum jika ditemukan melakukan penipuan. Hukuman terburuk adalah pengusiran dan sekolah sedang mempertimbangkan kemungkinan ini.

Sebelum skandal yang terjadi pada Mei tahun ini, skandal terbesar di Akademi Militer West Point terjadi pada tahun 1976.

Melibatkan kecurangan tes teknik kelistrikan dari 153 praktisi.

Semuanya adalah siswa kelas 3. Banyak dari mereka, setelah melalui enam bulan pendidikan ulang, telah kembali ke sekolah dan lulus seperti biasa.

"Praktisi West Point semuanya adalah individu yang luar biasa dan harus menunjukkan integritas dan kejujuran," kata Rep Jackie Speier, kepala personel di Komite Angkatan Bersenjata DPR AS.

Baca Juga: Berambisi Bikin Indonesia Normalisasi Hubungan dengan Israel, Amerika Iming-imingi Hal Menggiurkan Ini pada Indonesia, Bukan Jet Tempur F-35

Menurut Departemen Pendidikan AS, tingkat kelulusan di Akademi Militer West Point adalah 86%.

Sedangkan tingkat masuk sekolah adalah 11%, artinya rata-rata ada 10 lamaran masuk, hanya menerima 1.

Akademi Militer West Point di AS melatih banyak individu berprestasi.

Kemudian memegang banyak posisi tinggi di militer AS, bahkan beberapa orang menjadi Presiden Amerika Serikat.

Mantan Presiden AS Dwight D. Eisenhower, yang menjabat sebagai Komandan Pasukan AS di Eropa.

Dia lulus dari West Point Academy pada tahun 1915. Dia menduduki peringkat 64 dari 164 mahasiswa pascasarjana.

Artikel Terkait