Punya Militer Paling Lemah di Dunia Tapi Negara Ini Jadi Garis Terdepan Militer India, Pantas Saja India Rela Gelontorkan Dana Besar, Jika Tidak Bahaya Ini Bisa Mendekat!

Khaerunisa

Editor

Tentara India di Ladakh. (Ilustrasi) Pantas Saja India Rela Gelontorkan Dana Besar untuk Militer Paling Lemah di Dunia Ini, Jika Tidak Bahaya Ini Bisa Mendekat!
Tentara India di Ladakh. (Ilustrasi) Pantas Saja India Rela Gelontorkan Dana Besar untuk Militer Paling Lemah di Dunia Ini, Jika Tidak Bahaya Ini Bisa Mendekat!

Intisari-Online.com - Bhutan merupakan salah satu negara dalam daftar pemilik militer paling lemah di dunia.

Bahkan, militer Bhutan menempati dasar peringkat kekuatan militer.

Menurut Global Firepower 2020, kekuatan militer Bhutan di peringkat ke- 138 dari 138 negara di dunia.

Negara ini memegang peringkat PowerIndex *10,1681 (0,0000 dianggap'sempurna').

Total populasi negara ini sebanyak 766.397, dan Bhutan hanya memiliki total personel militer sebanyak 7.000, tanpa personel cadangan.

Baca Juga: Pernah Menjabat sebagai Presiden Indonesia, Megawati Ternyata Pernah Temui Presiden Amerika Serikat Ini, Tak Disangka Bicarakan Kesepakatan Ini

Di sektor udara, Bhutan hanya memiliki 2 helikopter. Sementara di sektor darat hanya memiliki kendaraan lapis baja sebanyak 27 unit.

Bahkan, untuk sektor laut Bhutan tidak memiliki peralatan militer, meski tak mengherankan mengingat Bhutan merupakan negara yang dikelilingi daratan.

Menyusul Bhutan, ada Liberia, Somalia, Suriname, dan Sierra Leone dalam 5 besar militer paling lemah di dunia.

Meski militernya paling lemah, Bhutan didukung oleh India, bahkan pemilik militer paling kuat ke-4 dunia itu rela gelontorkan dana besar, mengapa?

Baca Juga: Skandal Penyadapan Australia Jadi Sejarah Memilukan Bagi Timor Leste, Penerus Xanana Gusmao Ini Malah Minta Australia Melupakannya, Ternyata Demi Hal Ini

Melansir The Diplomat (6/10/2014), Bhutan berbagi masalah China dengan tetangga dan sekutunya, India.

Kunjungan kenegaraan pertama oleh Perdana Menteri India yang baru terpilih, Narendra Modi, kala itu adalah ke Bhutan.

Ia menggarisbawahi pentingnya perbatasan Bhutan dengan China, dan kerentanan strategis yang diwakilinya jika China dan India akan berperang.

Pasalnya, dari perbatasan China-Bhutan bagian barat yang disengketakan, China dapat dengan mudah menyerang “leher ayam” geografis India - sebidang tanah sempit, Koridor Siliguri, yang menghubungkan bagian utama India dengan negara bagian timur lautnya, rumah bagi 45 juta orang.

Baca Juga: Megah Sekali! Ditemukan Dinosaurus Seukuran Ayam dengan Surai Bulu 'Flamboyan' dan Pita Kaku yang Menonjol dari Bahunya

Kunjungan Modi pada bulan Juni ke Bhutan itu dilakukan satu bulan sebelum jadwal pembicaraan perbatasan China-Bhutan, sebuah ritual tahunan selama 22 tahun terakhir yang secara nyata gagal menyelesaikan sengketa wilayah.

Saat itu, dalam menghadapi tekanan China yang meningkat pada Bhutan untuk membuka hubungan dengan Beijing, Modi juga mengumumkan peningkatan 50 persen bantuan India untuk Bhutan, menjadi sekitar $ 970 juta per tahun (Sekitar Rp 13,7 triliun).

India pun melatih tentara Bhutan yang bagaimanapun adalah garda terdepan jika China menyerang.

Menurut The Diplomat, berdekatan dengan pangkalan Angkatan Darat India terdapat sebuah kamp untuk sekitar 120 tentara Bhutan yang berlatih bersama orang India dalam latihan bersama di pegunungan terjal yang muncul dari Lembah Paro.

Baca Juga: AS Terus Waspadai Serangan Iran, Seperti Apa Perbandingan Kekuatan Militer Iran dan AS?

Hanya satu kilometer lagi di jalan ini terdapat kamp tentara Bhutan yang terdiri dari 24 tentara dan keluarga mereka.

Satu-satunya tujuan kamp tersebut adalah memelihara 80 kuda untuk mengangkut pasokan ke unit militer lebih tinggi lagi di jalur menuju wilayah perbatasan Bhutan-Tibet.

Salah satu tujuan bekas kuda, pangkalan militer Bhutan di Gunitsawa, 14 kilometer lebih jauh ke lembah, hanya dapat diakses dengan jalur pegunungan sampai jalan kasar dibuat pada tahun 2012, tahun pangkalan itu pertama kali menerima tenaga listrik yang dapat diandalkan.

Resimen Gunitsawa yang terdiri dari sekitar 90 tentara mengirimkan unit 15 orang dengan rotasi satu bulan ke tiga pondok pos pemeriksaan yang lebih tinggi di pegunungan; memasok pos-pos pemeriksaan depan ini memberikan pekerjaan yang berkelanjutan pada kandang kuda milik tentara.

Baca Juga: ‘Bom Lengket’, Senjata Perang Dunia Kedua yang Terpaksa Dilempar Bersama Celana Pemiliknya Karena Lengket di Saku

Tiga kamp pos pemeriksaan, Gyatsa, Soi Thangthangkha dan Lingshi, adalah satu-satunya cara Bhutan untuk mengawasi perbatasan barat lautnya dengan wilayah Tibet di China.

Pos pemeriksaan berada di dekat wilayah Bhutan yang menurut Beijing adalah wilayahnya, selain klaim yang dibuatnya di perbatasan utara Bhutan.

Infrastruktur pun diperbaiki, yaitu jalan yang menuju dari pangkalan militer India dan Bhutan di Lembah Paro dengan cepat diperlebar dan diaspal, hampir seluruhnya oleh buruh impor India

Dikatakan bahwa selama beberapa dekade sebagai pelindung bagi Bhutan, pemerintah India membayar pembangunan jalan tersebut dari kekhawatirannya tentang China.

Baca Juga: Mantan Awak Kapal Selam Nuklir Ini Ungkap Kehidupan Mengerikan di Kedalaman 30 Meter di Bawah Laut: Anda Tak Bisa Membedakan Siang dan Malam!

(*)

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait