Intisari-Online.com -Hingga saat ini, India terlibat dalam konflik perbatasan dengan China dan India yang semakin lama semakin memburuk.
Puncak konflik dengan China terjadi pada 20 Juni lalu.
Saat itu, tentara India tewas dalam bentrokan perbatasan dengan tentara China di Ladakh Timur.
Bentrokan perbatasan bulan Juni adalah yang paling mematikan antara India dan China selama beberapa dekade.
Kedua negara berperang singkat atas wilayah sengketa mereka pada tahun 1962 yang menyebabkan ribuan orang tewas.
Karena senjata api dilarang di dekat perbatasan, kedua belah pihak bertarung dengan senjata jarak dekat termasuk batang besi dan pentungan yang dibungkus dengan paku.
Banyak orang India yang tewas tenggelam atau mati karena terpapar air setelah terluka.
Korban dari tentara China juga dilaporkan tetapi jumlah pastinya belum dikonfirmasi oleh Beijing.
India juga terlibat dalam sengketa perbatasan selama puluhan tahun dengan Pakistan atas kendali atas Kashmir.
Telah terjadi sejumlah bentrokan mematikan selama beberapa tahun terakhir.
Pada 13 November 11 orang India dan 6 orang Pakistan tewas ketika kedua negara saling tembak.
Miliki musuh yang sama, hubungan antara China dan Pakistan menjadi semakin dekat dalam beberapa bulan terakhir.
Seperti, kedua negara melakukan latihan angkatan udara bersama.
Kementerian pertahanan China mengatakan ini dirancang untuk "memperdalam kerja sama praktis antara dua angkatan udara".
Wakil Marsekal Udara Ahmed Sulehri, wakil komandan angkatan udara Pakistan, menambahkan bahwa mereka "akan semakin meningkatkan interoperabilitas kedua angkatan udara, dengan demikian memperkuat hubungan persaudaraan antara kedua negara".
Awal bulan ini Wei Fenghe, menteri pertahanan China, mengunjungi Pakistan dan menandatangani kesepakatan untuk meningkatkan kerja sama militer antara kedua negara.
Otoritas India percaya bahwa aliansi China / Pakistan yang berkembang jelas ditujukan ke negara mereka.
Sementara itu, India juga telah memperkuat hubungannya dengan kekuatan regional lainnya.
Tahun ini menjadi tuan rumah latihan angkatan laut Malabar 2020 bersama AS, Jepang dan Australia.
Keempat negara bekerja sama melalui Dialog Keamanan Segi Empat yang bertujuan untuk melindungi demokrasi regional dari kekuatan China yang makin berkembang.
Memburuknya hubungan India dan China tersebut rupanya membuat Rusia marah.
Melansir Express.co.uk, Jumat (11/12/2020), Menteri luar negeri Rusia Sergei Lavrov telah melakukan intervensi ketika ketegangan antara India dan China terus membumbung tinggi di perbatasan mereka, dengan pembangunan militer terjadi di kedua sisi.
Moskow menuduh Amerika Serikat berusaha menarik India dari Rusia, sekutu tradisionalnya.
Lavrov berkomentar: “India adalah masalah kebijakan Barat yang gigih dan agresif yang mencoba menarik negara itu ke dalam permainan anti-China, mempromosikan apa yang disebut strategi Indo-Pasifik.
“Pada saat yang sama, (tujuan kebijakan barat) melemahkan kemitraan dekat, strategis, dan hubungan istimewa kami dengan orang India.
“Ada tekanan yang sangat keras yang dilakukan oleh Amerika di New Delhi, terkait kerjasama teknis militer (India dengan Rusia).”
Menteri luar negeri menambahkan India adalah "kutub yang jelas" dalam politik dunia dan menuduh AS berusaha untuk mempertahankan tatanan dunia "unipolar" di bawah arahannya.