Intisari-online.com -Pemerintah tetap menyelenggarakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak di tahun 2020 ini.
Pilkada dilakukan di tengah kondisi pandemi Covid-19.
Dalam Pilkada 2020 ini, tersoroti maraknya politik dinasti yang dipraktikkan di banyak daerah.
Sebut saja majunya Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wali kota Solo.
Ia berpasangan dengan Teguh Prakoso untuk mendapatkan posisi yang dulunya dipegang oleh ayahnya, Presiden Joko Widodo.
Jokowi rupanya tidak hanya mengajukan Gibran saja dalam pilkada kali ini.
Menantunya, Bobby Nasution, menjadi calon wali kota Medan bersama dengan Aulia Rachman.
Hasil resmi Pilkada 2020 dari KPU sendiri belum keluar, tapi hasil quick count menyebutkan jika Gibran dan Bobby menang telak di pilkada Solo dan Medan.
Menariknya, Pilkada 2020 ini sampai mendapat perhatian dari media luar.
Dari pemberitaan Channel News Asia sebuah media dari Singapura melalui kanal YouTube mereka, disebutkan jika putra dari Presiden Indonesia memimpin kemenangan unggul di Solo.
CNA juga mengatakan jika posisi wali kota Solo dulunya posisi pembuka bagi Jokowi untuk lanjut sampai ke posisi Presiden.
Hasil quick count menyebutkan Gibran yang diusung oleh PDIP mendapatkan hasil pemungutan suara sebesar 87.15%, sedangkan musuhnya dari independen, Bagyo Wahyono hanya mendapatkan 12.85% saja.
Baca Juga: Lobi-lobi Jokowi Demi Dapatkan Akses Vaksin Covid-19 Dibuka Bagi Semua Negara, Berikut Caranya
Media tersebut juga menggarisbawahi jika Pilkada 2020 tetap digelar meskipun saat kondisi pandemi virus Corona seperti ini.
Pejabat kesehatan sendiri sudah memperingatkan jika kemungkinan terbentuknya klaster baru Covid-19 setelah pilkada sangat mungkin terjadi.
Dari media tersebut menyatakan bahwa tidak mengejutkan jika Pilkada ini menjadi pemilihan yang mudah dimenangkan oleh Gibran.
Kini kekhawatiran terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia sudah mengular, dengan Pilkada 2020 menjadi tempat kerumunan massa yang tidak terhindarkan.
Indonesia sendiri masih menjadi negara dengan jumlah kasus Covid-19 tertinggi di Asean.
Sementara itu Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menyebutkan bahwa ada lebih dari 1 juta TPS di Indonesia yang pekerjanya positif Covid-19.
Investigasi masih dilaksanakan untuk mengetahui bagaimana para pekerja di TPS bisa positif Covid-19 dan untuk berapa lama.
Serta, sebelum TPS dibuka, ratusan petugas Pilkada sudah positif saat dites Covid-19.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini