Saat hendak keluar itulah, pria menangis sehingga Varon mendatangi dan bertanya apa yang membuatnya sedih.
Pria itu menjawab ingin bersama istrinya.
"Jadi saya mendekati dan memeluk dia. Saya ikut merasakan kesedihan yang dirasakannya. Nampaknya, dia merasa tenang dan berhenti menangis," kata dia.
Dokter Varon melanjutkan, dia mengaku tidak memahami mengapa dia tidak patah arang, di saat para perawatnya juga menangis di tengah hari.
Dia mengaku berusaha memahami yang dirasakan si lansia, terlebih jika mereka harus memasuki ruang isolasi bagi pasien virus corona.
"Anda tentu bisa membayangkannya. Berada di ruangan itu bersama pria berbaju luar angkasa. Jika Anda lanjut usia, jelas lebih sulit karena Anda sendirian," jelasnya.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ade S |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR