Wu mengatakan bahwa, sejak rumah dikunci, pin kode di pintu tidak pernah ia ubah.
Ia menambahkan hanya dia dan pengelola gedung yang mengetahui pin kode tersebut.
Marah dan kesal, Wu menghubungi otoritas lokal dan media untuk menuntut keadilan bagi dirinya sendiri.
Namun, perusahaan pemilik gedung tersebut mengatakan bahwa Wu telah membuat tuduhan palsu.
Menurut penjelasan perusahaan, pada hari itu, pengurus rumah sendiri menemani Wu melihat-lihat isi rumah.
Mereka membuka pintu untuk masuk, tetapi Wu bersikeras bahwa dia melihat kepala pengelola gedung keluar dari rumahnya
Mengenai furnitur bekas dan rusak, perusahaan enggan mengomentarinya.
Mereka menjelaskan bahwa beberapa barang di kamar tidur Wu telah dipindahkan oleh staf pemeliharaan.
Ketika Wu meminta untuk bertemu dengan staf pemeliharaan gedung, perusahaan menolak.
Saat ini, Wu telah melaporkan kejadian tersebut ke polisi untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut.
Menurut Cai Wei, kuasa hukum Wu, perilaku kepala pengelola gedung dan pengurus rumah tangga lainnya merupakan tindak pidana.
“Mereka telah melanggar kepemilikan rumah orang lain,”
“Jika mereka (perusahaan) tidak yakin siapa orang asing itu, mereka dapat memberi tahu polisi,” pungkasnya.
Agus Ramadhan
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Beli Rumah Rp 12,8 Miliar tapi tak Ditempati, Saat Kembali Ada Sesosok Gadis dan Suara Air di Toilet
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR