Advertorial
Intisari-Online.com - Bukti kehebatan SAS Inggris sebagai pasukan khusus terbaik dunia salah satunya ditunjukkan saat pertarungan melawan pasukan Taliban.
Hanya dengan palu, personel pasukan khusus Inggris berhasil menghabisi lawannya.
Dikisahkan pertarungan itu berlangsung menegangkan, bahkan personel SAS masih gemetar setelah lawannya yang tangguh berhasil dikalahkan.
Dalam misi tempurnya, pasukan khusus SAS Inggris dikenal sebagai pasukan yang bisa bertindak kejam dan brutal jika harus menghadapi situasi darurat.
Lebih dari itu, mereka juga dituntut bisa membunuh lawan dengan senjata apa pun yang dimiliki dan dalam kondisi apa pun.
Perlengkapan tempur standar seorang personel pasukan SAS yang memiliki motto ‘siapa berani pasti menang’ (Who Dares Win) itu dalam setiap misinya antara lain senapan serbu, pistol (side arm), pisau komando (bayonet), granat tangan, dan granat asap serta palu yang juga bisa berfungsi sebagai senjata lempar.
Senapan serbu biasa digunakan oleh pasukan SAS dalam pertempuran jarak jauh, sedangkan pistol yang umumnya merupakan pistol Glock buatan Austria, digunakan dalam pertempuran jarak pendek dalam suatu ruangan.
Pisau atau palu digunakan dalam pertempuran jarak dekat satu lawan satu dan biasanya terjadi jika seluruh pasukan SAS sudah kehabisan peluru.
Dalam suatu misi untuk menghancurkan pasukan Taliban di Propinsi Helmand Afghanistan , seorang pasukan SAS berumur 29 tahun dan berasal dari kawasan Midlands Inggris ternyata harus mengalami sendiri bagaimana harus melumpuhkan lawan hanya bersenjatakan palu.
Suatu hari sejumlah pasukan SAS dan pasukan khusus Afghanistan terlibat pertempuran sengit di daerah pegunungan melawan para pejuang Taliban yang kemudian sejumlah di antaranya lari masuk ke dalam gua.
Salah satu anggota SAS yang berasal dari Midlands itu kemudian memberanikan masuk ke dalam gua yang gelap dan hanya diterangi satu cahaya lilin.
Sebagai pasukan yang sangat terlatih perseonel SAS menggunakan pistol otomatis Glock-nya untuk keperluan perang jarak dekat dalam ruangan, sementara senapan serbunya dia sandang di bahu.
Memasuki goa bawah tanah yang lika-likunya sudah dihapal betul para pejuang Taliban sebenarnya sangat berbahaya bagi personel SAS karena bisa tewas oleh serangan sergapan.
Tapi dengan pistol Glock ditangan dengan magazine penuh berisi 15 butir peluru, perseonel SAS bersangkutan merasa bisa melumpuhkan para Taliban dengan mudah.
Kehadiran personel SAS seorang diri dalam gua itu memang langsung mendapat serangan dari dua personel Taliban menggunakan pedang.
Para personel Taliban memang tidak bisa menggunakan senjata laras panjangnya di dalam gua dan umumnya para pejuang Taliban jarang yang melengkapi diri dengan pistol tapi pedang.
Begitu mendapat serangan dari dua orang Taliban, personel SAS langsung mengarahkan pistol Glock-nya ke sasaran sambil menarik picu.
Tapi sial. Pistol ternyata macet. Secepat kilat personel SAS menyarungkan pistol seraya mencabut palu untuk melawan Taliban.
Dalam duel yang berlangsung brutal itu, personel SAS yang memang sangat terlatih untuk duel jarak dekat ternyata berhasil membunuh tiga Taliban sekaligus.
Ketika personel SAS itu muncul dari dalam gua dengan wajah dan badan penuh darah serta langsung diamankan para rekannya, ia tampak gemetar dan stres karena baru saja membunuh tiga orang sekaligus melalui pertempuran jarak dekat yang sangat brutal selama 30 menit.
Kisah nyata tentang keberanian personel SAS masuk goa lalu bertempur melawan Taliban itu diakui oleh Menteri Pertahanan Inggris Gavin Williamson pada suatu acara kunjungan ke Afghanistan untuk menemui para perseonel SAS.
Sekitar 200 pasukan SAS pernah diterjunkan dalam misi tempur di Afganistan untuk mendukung pasukan koalisi pimpinan AS yang hingga saat ini masih bertempur melawan para militan Al Qaeda. (Agustinus Winardi)
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari