Advertorial

Pemuda Tampan Ini Tidak Pernah Mengira Liburannya Ke Korea Utara Jadi Liburan Terakhirnya Sebelum Meregang Nyawa, Dibunuh dengan Keji Oleh Rezim Kim Jong-Un Hanya Karena Selebaran Ini

May N

Editor

Intisari-online.com -Korea Utara masih menjadi topik yang ramai karena banyak penduduk dunia yang penasaran dengan negara pimpinan dinasti Kim tersebut.

Banyak yang menerka-nerka bagaimana cara masuk ke salah satu negara paling tertutup itu.

Beberapa waktu yang lalu sempat viral di TikTok mengenai seorang pelancong Indonesia yang berlibur ke negara tersebut.

Rupanya banyak juga petualang yang tertarik dengan Korea Utara dan ingin mengunjungi negara penuh tirai misteri tersebut.

Baca Juga: Resmi, Akhirnya Kim Jong-Un Lakukan Lockdown Kota Pyongyang, Bagaimana Ekonomi Korea Utara Akan Bertahan?

Salah satunya adalah Jacob Laukaitis, seorang YouTuber asal Lithuania yang hobi berkeliling dunia.

Dalam video yang ia unggah di YouTube berjudul "My Daily Life In NORTH KOREA (MYSTERIOUS 7 DAY TRIP) yang diunggah pada 1 Agustus 2016, ia ceritakan pengalamannya mengunjungi negara yang sedang dipimpin oleh Kim Jong-Un tersebut.

Sebelum tunjukkan pengalamannya, ia menyebutkan aturan-aturan yang harus ditaati saat mengunjungi Korea Utara.

Namun ia tidak hanya bercerita mengenai aturan berkunjung ke Korea Utara.

Baca Juga: Ngakunya Tidak Punya Kasus Covid-19, Korea Utara Malah Sampai Perintahkan Sekolah-sekolah Ditutup, Rupanya Begini Temuan Kasus Covid-19 di Siswa Korea Utara

Ada cerita tragis yang ia sampaikan mengenai seorang temannya yang baru ia temui di liburan tersebut.

Nama pemuda tersebut adalah Otto Warmbier.

Otto Warmbier adalah seorang mahasiswa berkebangsaan Amerika yang saat itu baru saja lulus dan hendak melanjutkan kuliahnya di Hong Kong.

Kemudian ia memutuskan untuk mengambil tur ke salah satu negara paling misterius di dunia, Korea Utara.

Baca Juga: Ayunkan Diri di Atas Kawat Berduri, Pesenam Korea Utara Berhasil Lewati Pagar Perbatasan Paling Berbahaya di Dunia

Ia masuk lewat China dan bersama rombongan turis ia menginap di hotel yang memang sudah disiapkan untuk turis internasional, Yanggakdo International Hotel

Melansir CNN, pada musim semi 2015, pemuda Cincinnati tersebut mendaftar grup tur Young Pioneer Tours.

Perusahaan travel tersebut memiliki slogan "mengajakmu ke tempat yang ditentang ibumu untuk dimasuki".

Ayah Warmbier, Fred, mengatakan jika Young Pioneer mengiklankan perjalanan itu akan aman untuk warga Amerika, dan anaknya "penasaran dengan budaya Korea Utara... ia ingin bertemu dengan warga Korea Utara".

Baca Juga: Terciduk! Selama Ini Khawatirkan Program Nuklir Korea Utara, Jepang Ternyata Baru Saja Berkomunikasi di Belakang layar dengan Rezim Kim Jong-Un, Bagaimana Rasanya Lakukan Pembicaraan dengan Musuh Abadi?

Perjalanan selama total 5 hari tersebut rencananya akan dilanjutkan Warmbier untuk kunjungi Beijing, China, setelah keluar dari Korea Utara.

Namun saat ia berada di bandara internasional Pyongyang, ia dihentikan oleh pihak keamanan.

Pemerintah Korea Utara menuduh Warmbier telah menyelinap ke lantai terlarang di hotel Yanggakdo dan mencuri poster propaganda.

Rencananya buyar, dan ia harus menghadapi pengadilan Korea Utara yang mengerikan.

Lantai terlarang tersebut adalah area 'khusus staff' di hotel tersebut.

Baca Juga: 9 Negara Paling Korup di Dunia, Salah Satunya Korea Utara, Apakah Termasuk Indonesia?

Poster tersebut bertuliskan dalam bahasa Korea "Mari persenjatai kita semua dengan patriotisme kepada Kim Jong-Il!"

Di Korea Utara, merusak atau mencuri benda-benda dengan nama atau gambar pemimpin Korea Utara dianggap sebagai kejahatan besar oleh pemerintah Korea Utara.

Ia ditangkap pada 2 Januari 2016, salah seorang teman turnya Danny Gratton dari Inggris menyaksikan penangkapan tersebut.

Gratton mengatakan: "tidak ada kata-kata yang diucapkan. Dua penjaga tiba-tiba datang dan menepuk bahu Otto dan membawanya. Aku berkata dengan cukup nervous, 'Yah, kurasa ini terakhir kali kami melihatmu'. Ada ironi sangat besar di kalimat itu. Itu memang kali terakhir aku melihat Otto. Otto tidak melawan, ia tidak terlihat takut. Ia hanya setengah tersenyum."

Saat pesawat grup tur akan tinggalkan terminal, pihak berwenang masuk dan umumkan jika Warmbier sangat sakit dan telah dibawa ke rumah sakit.

Baca Juga: Menguak Selubung Misteri Sindikat Perdagangan Manusia Dari Korea Utara, Buruh-buruh Dijual ke Rusia untuk Kerja Paksa, Begini Penyelidikannya

Selanjutnya media pemerintah Korea Utara KCN mengumumkan jika Warmbier telah melakukan tindakan kekerasan terhadap negara tersebut, tanpa menjelaskan detail lebih jauh lagi.

Korea Utara menolah untuk menjelaskan apa hukuman yang akan menimpa Warmbier atas tindakan usilnya.

Meski begitu, juru bicara Young Pioneer mengatakan kepada Reuters jika telah ada insiden di Hotel Yanggakdo.

Akhirnya dunia melihat Warmbier kembali dalam sebuah video, dengan ia mengatakan di depan para jurnalis jika ia memang mencuri poster propaganda dari daerah terlarang hotel di lantai 2 Hotel Yanggakdo untuk dibawa pulang.

Video tersebut dirilis oleh Korea Utara pada Februari 2016, ia mengakui kesalahannya dan memohon untuk dimaafkan dan dilepaskan.

Baca Juga: Menang Atau Kalah Besok, Kekacauan Pemilu AS Disebut Pakar Sebagai 'Satu Lagi Hadiah' Dari Trump Terkhusus untuk China, Xi Jinping Bisa Lebih Jumawa Lagi

Ia terlihat begitu menyedihkan pada saat itu, dan beberapa pihak menyebut pengakuan tersebut dipaksakan oleh pihak Korea Utara.

Pasalnya, saat ia berhasil pulang ke Amerika ia sudah dalam kondisi yang sangat mengerikan.

Untuk kejahatannya, Warmbier diberi hukuman 15 tahun kerja paksa di Korea Utara.

Akhirnya, ia habiskan 17 bulan di Korea Utara sebelum akhirnya dibebaskan.

Ia kemudian dibawa oleh helikopter medis ke Amerika.

Setelah ia sampai di Amerika, rupanya ia dalam keadaan koma. Dokter di University of Cincinnati Medical Center mengatakan kondisinya sudah sanfat parah, dan ia menderita kerusakan jaringan di seluruh bagian otaknya.

Baca Juga: Persekutuannya Dengan China Tak Terkalahkan, Siapa Sangka Korea Utara Malah Khawatir Dengan Produk Ponsel Buatan China, 'Semua yang Memakai Ponsel China Harus Siap Kerja Paksa!'

Saat ia dirawat, Warmbier tidak berbicara, bergerak atau merespon komunikasi verbal apapun.

Hanya dalam seminggu kemudian, sosok Otto Warmbier yang seorang petualang sejati meninggal dunia.

Selanjutnya dalam konferensi pers, dokter mengatakan kondisinya adalah "kesadaran tidak responsif", dan mengungkapkan ia telah menderita kerusakan otak selama ia dipenjara 17 bulan di Korea Utara.

Namun Korea Utara menampik bahwa mereka telah menyiksa Warmbier, mereka menyebutkan ia sakit karena keracunan makanan bahkan menyalahkannya karena mengkonsumsi pil tidur terlalu banyak.

Namun dokter yang merawatnya dan mengotopsinya tidak temukan bukti sakit tersebut di tubuh Warmbier.

Baca Juga: Pantas Korea Utara Miliki 0 Kasus Covid-19, Rupanya Para Korban Virus Mematikan Itu Dibiarkan Kelaparan Hingga Akhirnya Mereka Mati

Bebasnya Warmbier dari siksaan Korea Utara tidak lepas dari upaya diplomasi yang dikerahkan oleh pihak administrasi mantan presiden Barrack Obama, termasuk mantan Menlu Amerika John Kerry dan Kedutaan Besar Swedia sebagai mediator Amerika dan Korea Utara.

Saat ia meninggal, Amerika telah dipimpin oleh Donald Trump yang menyatakan turut berduka cita dan menyebut Korea Utara harus menanggung kesalahan mereka telah merenggut nyawa Warmbier.

Namun, pemerintah Korea justru mengatakan bahwa mereka adalah "korban terbesar" dari kematian Warmbier sebagai hasil "kampanye kotor", yang menyatakan perlakuan mereka kepada Warmbier masih termasuk manusiawi. Seorang juru bicara menambahkan:

"Meskipun kami sama sekali tidak punya alasan untuk menunjukkan belas kasihan kepada penjahat negara musuh, kami memberinya perawatan medis dan perawatan yang tulus dengan dasar kemanusiaan sampai ia kembali ke Amerika, mengingat kesehatannya semakin buruk."

Baca Juga: Kim Jong-un Terkenal Tak Segan Hukum Warganya yang Membangkang, Inilah 10 Hal Terlarang di Korea Utara, Bahkan Termasuk Pakai Alat Kontrasepsi

Melansir The Washington Post, Korea Utara menagih 2 juta dolar Amerika sebagai biaya perawatan Otto Warmbier yang sudah koma sejak di Korea Utara.

Tagihan itu mereka paksakan dan terpaksa harus dibayar Amerika agar Warmbier berhasil dipulangkan dari Pyongyang pada 2017.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait