Menguak Selubung Misteri Sindikat Perdagangan Manusia Dari Korea Utara, Buruh-buruh Dijual ke Rusia untuk Kerja Paksa, Begini Penyelidikannya

May N

Penulis

Intisari-online.com -Kementerian Keuangan Amerika Serikat ( AS) mem-blacklist dua perusahaan yang mengirim atau membantu pengiriman pekerja Korea Utara ke Rusia pada Kamis (19/11/2020), karena terlibat dalam ekspor kerja paksa.

Kemenkeu AS menjatuhkan sanksi ke Korea Cholsan General Trading Corporation, sebuah perusahaan Korut yang beroperasi di Rusia, dan perusahaan konstruksi Rusia Mokran LLC.

"Keduanya terlibat dalam memfasilitasi, atau bertanggung jawab atas ekspor kerja paksa dari Korea Utara, termasuk ekspor untuk menghasilkan pendapatan bagi Pemerintah Korea Utara atau Partai Buruh Korea," kata Kemenkeu AS dalam pernyataan yang dikutip AFP.

Kedua perusahaan itu menambah panjang daftar perusahaan dan organisasi yang di-blakclist AS, karena tuduhan Washington atas kebijakan mengirim warga Korut ke luar negeri untuk bekerja dan mendapatkan devisa, yang sebagian besar diduga diambil oleh negara.

Baca Juga: Persekutuannya Dengan China Tak Terkalahkan, Siapa Sangka Korea Utara Malah Khawatir Dengan Produk Ponsel Buatan China, 'Semua yang Memakai Ponsel China Harus Siap Kerja Paksa!'

Sanksi tersebut memblokir aset apa pun yang mungkin dimiliki entitas yang disebutkan tadi, di bawah yurisdiksi AS.

Selan itu sanksi juga melarang perusahaan dan individu AS berbisnis dengan mereka, yang bertujuan untuk menguncinya dari sistem keuangan global.

Perdagangan manusia di Rusia ternyata sudah berlangsung cukup lama.

Tahun 2009, Organisasi Buruh Internasional (ILO) melaporkan jika kerja paksa adalah bentuk paling umum perdagangan manusia di Rusia.

Baca Juga: Aksi Hebat TNI, Berhasil Tangkap Dua Kapal China dan Temukan Ketidakadilan Terhadap Pekerja WNI di Kapal, Satu Jasad Ada Freezer, Ini Kronologinya

Tahun itu diperkirakan sebanyak 20 ribu pria dan wanita dari Korea Utara dibawa ke Rusia dan menjadi subyek kerja paksa di negara tersebut.

Kerja paksa di Rusia tidak hanya berasal dari Korea Utara saja.

Belarusia, Kyrgystan, Tajikistan, Uzbekistan, Ukraina dan Maladewa adalah negara-negara penyumbang manusia untuk dijual ke Rusia.

Sementara lebih mengerikan, wanita dan anak-anak dari Nigeria, Asia Tengah, Ukraina, China, Maladewa dan Afrika menjadi subyek prostitusi dan menjadi pengemis di Moskow dan St. Petersburg.

Baca Juga: Campur Tangannya Malah Dianggap Tidak Menguntungkan Armenia Sama Sekali, Presiden Rusia Vladimir Putin Menampik Tuduhan 'Tidak Menyukai' Perdana Menteri Armenia, 'Kami Baik-baik Saja'

Prostitusi menjadi bisnis cukup menjanjikan di Rusia Barat, terutama di St. Petersburg.

Banyak pria bepergian dari Eropa Barat dan AS menuju St. Petersburg untuk mencari turisme seks di bawah umur.

Sedangkan para buruh dari Korea Utara dipekerjakan di perusahaan Korea Utara di Rusia Timur.

Perdagangan manusia ini sangat eksploitatif, lebih-lebih dengan fakta jika pemerintah Korea Utara dan perusahaan Korea utara mendapatkan bagi hasil 85% dan pergerakan para buruh dikendalikan total.

Baca Juga: Waspada, Krisis Corona, Pengangguran Berubah Menjadi Predator, Anak Di Bawah Umur Jadi Sasaran Pelecehan Seksual, Ini Modus Operandinya

(Aditya Jaya Iswara)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dua Perusahaan Di-blakclist AS karena Ekspor Tenaga Kerja Paksa Korut ke Rusia"

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait