Advertorial
Intisari-Online.com- Setiap wilayah di belahan Bumi ini memiliki tradisi yang berbeda-beda dan unik.
Dari tren kecantikan hingga bagaimana untuk membela diri, semuanya punya caranya masing-masing.
Wanita suku Apatani contohnya.
Sebagian wanita akan mengambil kelas seni bela diri sebagai persiapan untuk penjagaan atau membela diri.
Namun, satu dari suku di India, wanita dari suku Apatani atau Tani di distrik Arunachal Pradesh rela menodai wajah mereka agar tidak menjadi korban nafsu laki-laki.
Suku Apatani
Mengutip dari Lobakmerah.com, Kamis (19/11/2020), sebagian besar penduduk Arunachal Pradesh adalah keturunan Tibet atau Thailand-Burma.
Itu sebabnya wajah suku Apatani lebih ke arah itu.
Mereka dikenal karena kehebatan mereka dalam bertani dan sistem pertanian mereka yang kuat tanpa menggunakan ternak atau mesin.
Suku Apatani tinggal di situ sejak beberapa abad yang lalu dan mengamalkan agama Donyi-Polo yang menyembah matahari dan bulan.
Sehingga kini, mereka masih menggunakan peralatan tradisional untuk bercocok tanam.
Dambaan Para Lelaki
Tidak ada catatan tertulis mengenai sejarah suku Apatani, sehingga kebanyakan informasi yang ada berdasarkan cerita turun temurun.
Kalau diikutkan cerita orang dulu, wanita Apatani ini dikatakan terkenal dengan kecantikan paras rupa sehingga menjadi dambaan ramai lelaki dari suku kaum lain.
Malah, para lelaki yang tergila-gila dengan wanita Apatani ini sanggup menerobos masuk kampung dan melarikan mereka.
Karena itulah, golongan tua dalam masyarakat mereka mengarahkan wanita 'memburukkan' muka masing-masing tak kira tua atau muda.
Sebagai taktik melindungi diri daripada diculik, mereka akan memakai penyumbat hidung yang dipotong mengikuti ukuran lubang hidung masing-masing.
Selain itu, wajah mereka mempunyai tato bergaris di muka hingga lurus ke bagian dagu.
Susah Bernafas, Tapi Lama-lama Terbiasa
Meskipun terlihat seram dan menyakitkan melihat mereka memakainya.
Namun wanita Apatani sudah terbiasa hidup dengan hidung tersumbat benda-benda seperti kayu.
Susah bernafas tapi lama-kelamaan maka menjadi terbiasa bagi mereka.
Terlebih lagi, tujuan utamanya adalah untuk keselamatan pribadi.
Daripada diculik hilang tanpa kabar berita, lebih baik wajah 'jelek'. Itulah prinsip yang dianut wanita Apatani.
Tradisi Semakin Punah
Jika ingin diikutsertakan, wanita yang telah mencapai masa pubertas akan diinstruksikan untuk 'menjelekkan' rasa jijiknya sebagai tanda memasuki usia dewasa.
Namun, tradisi tersebut telah punah dan diikuti secara turun-temurun sejak pemerintah India melarang praktik tersebut sekitar tahun 1970-an.
Para lansia Apatani masih melanjutkan tradisi dan memakai benda di hidung serta tato di wajah.
Namun, generasi muda tidak melanjutkan tradisi nenek moyangnya karena tidak ingin wajahnya terlihat aneh.
Mereka juga berpikir bahwa tradisi akan menghalangi masa depan jika mereka ingin merantau bekerja di perkotaan.
Firdha Ustin
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Kisah Dibalik Wanita Suku Apatani yang Terkenal Cantik, Tapi Tutup Lubang Hidung dan Tato Wajah