Sayang pada awal kisah romansanya, ia bertemu dengan Rudolf MacLeod—Kapten di Hindia Belanda (Indonesia) yang kerap berselingkuh dan menyiksanya.
Dari MacLeod, ia memiliki dua anak, satu lelaki dan satu perempuan. Si sulung lelaki, yang lahir dengan kekurangan fisik, tidak berumur panjang.
Margaretha kemudian menuju Paris, mengubah nama menjadi "Mata Hari".
Bahasa yang tentu asing bagi warga setempat, namun menambah kesan misterius dari tari panggungnya.
Selama beberapa tahun, Mata Hari menjadi selebriti di kota tersebut sebagai penari eksotis. Hingga jatuhlah Perang Dunia I pada 1914.
Pecahnya PD I disambut warga Eropa dengan bergembira, bukannya takut.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR