Pertama kalinya dalam periode pasca Soviet, kehadiran dari Moskow kembali ke Azerbaijan.
Namun Rusia mencapai ini setelah tetap diam selama konflik dan menyaksikan Azerbaijan membebaskan wilayahnya sendiri.
Di satu sisi, Baku memanfaatkan kekesalan Rusia terhadap Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan.
Nikol dianggap Rusia pro kepada Uni Eropa, dan di sisi lain, hal itu membuat Kremlin merasa seperti perantara kekuasaan dengan mengundang Rusia untuk mengambil bagian dalam solusi di setiap pernyataan mereka.
Turki adalah negara lain yang membuat sebagian besar kesepakatan tersebut.
Setelah lebih dari satu abad, ia kembali ke Kaukasus Selatan, dari mana ia dipindahkan secara paksa.
Upayanya untuk melatih dan melengkapi tentara Azerbaijan membuahkan hasil.
Dengan demikian, dinamika persatuan kedua negara telah tercapai.
Source | : | Daily Sabah |
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR