Baca Juga: Nomor 1 Hampir Tidak Punya Apa-apa, Ini 10 Militer Paling Miskin di Dunia
Mereka menuduh Amaral berusaha menghalangi kerja pemerintah koalisi baru negara itu dengan tidak menjadwalkan rapat pleno.
Bentrokan terjadi pada 18 Mei ketika wakil presiden parlemen Maria Sarmento mencoba untuk menduduki kursi ketua.
Keesokan harinya suasana semakin memanas ketika sejumlah meja dan kursi di ruang tersebut rusak disertai saling dorong.
Amaral kemudian digulingkan sebagai pembicara dalam pemilihan dadakan yang membuat Aniceto Guterres dari partai Fretelin koalisi yang berkuasa menggantikannya.
Kekacauan politik menuai kecaman dari uskup agung, ia mengatakan bahwa pemimpin harus menjadi panutan bagi generasi baru, dan bukannya menimbulkan masalah, terlebih di tengah pandemi.
"Mereka harus membawa perdamaian kepada masyarakat, bukan menimbulkan kekesalan saat orang menderita pandemi Covid-19," kata Uskup Agung da Silva.
"Pemimpin kami harus menemukan solusi untuk menyelesaikan divisi ini," imbuhnya.
Sementara itu, Amaral menyatakan pemilihan ketua DPR yang baru “tidak sah”.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR