Advertorial
Intisari-Online.com - Calon presiden (capres) Amerika Serikat ( AS) petahana dari Partai Republik Donald Trump marah dan mengklaim dia telah dicurangi dalam pilpres AS.
Dia mengamuk dan menyembur dengan klaim-klaimnya yang tidak berdasar ketika pengitungan suara pilpres AS menunjukkan saingannya, capres dari Partai Demokrat Joe Biden, semakin mendekati kemenangan.
"Mereka mencoba mencuri pemilu," kata Trump dalam pernyataan di Gedung Putih pada Kamis (5/11/2020) malam waktu setempat, dua hari setelah pemungutan suara pemilu AS ditutup.
Tanpa memberikan bukti, Trump berpidato selama hampir 17 menit untuk membuat semacam pernyataan yang menghasut tentang proses demokrasi di Negeri “Uncle Sam” yang belum pernah terdengar sebelumnya dari seorang presiden AS.
Bahkan, dia tidak membuat sesi tanya jawab dan tidak mempersilakan wartawan mengajukan pertanyaan setelah dia berpidato.
Menurut Trump, Partai Demokrat menggunakan suara ilegal untuk mencuri pemilihan dari kubunya sebagaimana dilansir dari AFP.
“Kalau kalian menghitung suara legal, saya menang dengan mudah."
"Mereka (Partai Demokrat) mencurangi pemilu, dan kami tidak akan membiarkannya terjadi,” klaim Trump.
Pidato Trump tersebut merupakan kemunculan pertama Trump di depan media setelah malam pemilu berakhir pada Selasa (3/11/2020) malam.
Keluhan Trump tersebut secara khusus menkritik integritas pemungutan suara yang melalui mail-in ballot alias pemungitan suara dengan layanan pos AS.
Pergeseran pemungutan suara melalui mail-in ballot tahun ini mencerminkan keinginan pemilih untuk menghindari risiko terpapar Covid-19 di tempat pemungutan suara (TPS).
Namun, Trump sering menyangkal keseriusan virus dan mengatakan kepada pendukungnya untuk tidak memilih melalui mail-in ballot.
Oleh karena itu, jauh lebih sedikit simpatisan Partai Republik dan pendukung Trump yang memanfaatkan opsi mail-in ballot dibandingkan dengan Demokrat.
Beberapa jaringan televisi arus utama AS memotong siaran langsungnya di tengah-tengah pidato Trump, salah satunya adalah MSNBC.
MSNBC memilih menghentikan siaran langsung pidato Trump dengan kebutuhan untuk memperbaiki klaim palsu sang presiden.
Biden Makin Dekat ke Gedung Putih
Pernyataan Trump tersebut terlontar ketika beberapa negara bagian belum rampung menghitung surat suara namun hasil sementara pilpres AS menunjukkan Biden semakin mendekati kursi kepresidenan AS.
Biden hanya membutuhkan kemenangan di Arizona dan Nevada untuk dapat melenggang ke Gedung Putih.
Sedangkan Trump masih harus memenangkan sejumlah negara bagian seperti Pennsylvania, Georgia, Nevada, dan Arizona agar bisa mempertahankan jabatannya.
Dalam komentarnya kepada wartawan di kampung halamannya di Wilmington, Delaware, Biden mengatakan firasatnya semakin baik.
"Kami yakin, saat penghitungan selesai, saya dan Senator (Kamala) Harris (cawapres yang diusung Biden) akan dinyatakan sebagai pemenang," ujar Biden.
Biden, yang telah berjanji untuk menyembuhkan negara yang dirusak oleh empat tahun kekuasaan Trump, mengimbau rakyat AS terutama pendukungnya untuk tetap tenang.
"Prosesnya sedang bekerja. Penghitungannya akan segera selesai. Kita akan mengetahuinya,” kata Biden.
Menteri Israel Memperingatkan Perang
Posisi kandidat presiden demokratik Joe Biden dalam kesepakatan Iran dapat mengarah pada "konfrontasi dengan kekerasan" antara kedua negara, harian lokal The Jerusalem Post melaporkan, mengutip menteri Israel.
"Biden telah lama mengatakan secara terbuka bahwa dia akan kembali ke perjanjian nuklir," kata Menteri Pemukiman Tzachi Hanegbi.
Hanegbi mengatakan sebagian besar orang Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, melihat kesepakatan 2015 sungguh "keliru - dan itu meremehkan".
"Jika Biden tetap dengan kebijakan itu, pada akhirnya akan ada konfrontasi dengan kekerasan antara Israel dan Iran," katanya.
Tetapi menteri Israel lainnya memiliki pendapat berbeda tentang kemungkinan kemenangan Biden.
Ketua Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Knesset Zvi Hauser mengatakan dia mengetahui sikap Biden selama masa jabatannya sebagai wakil presiden AS, menyebutnya sebagai" teman sejati Israel."
"Saya berasumsi bahwa bahkan jika Kesepakatan Iran diperbarui ... itu akan lebih baik daripada yang sebelumnya," tambahnya.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari