Intisari-Online.com – Bagaimana pun kita tetap harus waspada bila tubuh memberikan gejala-gejala penyakit tertentu, meski itu penyakit ringan.
Seperti pilek, yang kita ketahui penyakit ringan dan kebanyakan orang pun mengalaminya terutama pada saat cuaca tertentu.
Tapi, bila penyakit ringan seperti pilek yang tak kunjung sembuh, tentunya Anda harus waspada.
Meskipun Anda pikir tidak berbahaya, tapi pasti Anda risih menderita penyakit ini terus-menerus.
Baca Juga: Cara Mengatasi Hidung Tersumbat dengan Bawang Merah, Yuk Simak!
Meski demikian, seorang pria asal Carolina Utara ini.
Sebab ia memiliki penyakit pilek yang secara umum berbeda.
Melansir Dailymail.co.uk pada Selasa (20/11/2018),pria yang diketahui bernama Greg Phillpotts ini mengalami penyakit pilek yang tak kunjung sembuh selama 5 tahun terakhir.
Setelah ia memeriksakan penyakitnya, dokter memberitahu bahwa ia menderita penyakit yang cukup selama ini.
Menurut keterangan dokter, Greg memiliki lubang selaput yang mengelilingi otaknya.
Jika dia menunggu lebih lama untuk mengobatinya, hal itu bisa mengakibatkan infeksi otak.
Dan hal tersebut dapat membunuhnya.
Pada Februari lalu, ia bertemu denganDr. Alfred Iloreta, seorang otolaryngologist di Mount Sinai Hospital di New York City.
Dr Iloreta memberi tahu Greg bahwa dia tidak memiliki alergi, melainkan kebocoran cairan tulang belakang otak.
"Ini kebocoran cairan yang mengelilingi otak untuk meredamnya terutama untuk melindunginya dari shock atau trauma atau semacamnya," kata Iloreta kepada WTVD.
Kebocoran terjadi baik dari lubang di tulang tengkorak atau robekan pada selaput yang mengelilingi otak, menghasilkan cairan yang mengalir dari telinga atau hidung.
Pasien dengan kebocoran cairan tulang belakang otak biasanya memiliki drainase yang jernih dan berair dari salah satu telinga atau lubang hidung.
Gejala yang sering menyertai kebocoran tersebutm, termasuk sakit kepala, perubahan penglihatan dan kehilangan pendengaran.
"Kadang-kadang ketika Anda memiliki kebocoran cairan ini dari otak, itu dapat berevolusi menjadi apa yang kita sebut infeksi menaik." kata Dr Iloreta.
"Pada saat itu, bakteri dapat melakukan perjalanan dari hidung ke otak yang mengakibatkan meningitis," tambahnya.
Menurut pakar Kesehatan, kebocoran ini mempengaruhi lima dari setiap 100.000 pasien, tidak termasuk kebocoran yang disebabkan oleh trauma.
Sementara banyak kebocoran dapat sembuh sendiri dan hanya membutuhkan pasien yang sedang beristirahat, dan lainny membutuhkan perawatan yang kurang konservatif.
Dokter dapat menggunakan endoskopi hidung untuk melakukan operasi minimal invasif atau patch darah epidural.
Tambalan itu melibatkan darah pasien sendiri yang disuntikkan ke sumsum tulang belakang.
Darah itu nantinya akan membentuk gumpalan yang 'menutup' lubang di mana ada cairan bocor.
Dr Iloreta memutuskan untuk melakukan operasi minimal invasif di mana flap jaringan dari tubuh Greg yang digunakan untuk menambal lubang itu. (Afif Khoirul M)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari