China memulai perencanaan 5 tahun sekali ini sejak 1953, 4 tahun setelah revolusi Komunisme oleh Mao Zedong.
Kebanyakan negara Komunis memang merencanakan ekonomi mereka dengan cara ini, termasuk Uni Soviet.
Namun China tetap melaksanakan perencanaan ini bahkan setelah runtuhnya Uni Soviet dan telah berganti dari ekonomi sosialis menjadi kapitalis.
China juga menerima masuknya pasar dalam berbagai aspek ekonomi mereka, tapi sistemnya lebih terpusat dibandingkan negara Barat.
Sebuah artikel yang terbit di surat kabar pemerintah Global Times dan media pemerintah Xinhua mengatakan "rencana lima tahun China tidak dibuat untuk menarik pendukung atau pencapai poin politik seperti yang dilakukan oleh politikus Barat.
"Tujuan program ini adalah membuat nyata aspirasi warga untuk kehidupan lebih baik."
Artikel yang sama juga menyebutkan "proses pembuatan keputusan melibatkan masukan dari ribuan think tanks, agensi pemerintah, universitas, cendekiawan dan para pakar."
Pemerintah menerima lebih dari 1 juta saran untuk rapat ke-14 dari rakyat China selama periode 2 minggu Agustus lalu.
Untuk rencana tahun 2021 sampai 2025 mendatang, ada beberapa hal yang ingin dicapai China.
Pertama, China bertujuan memiliki gross domestic product (GDP) sebesar 100 triliun yuan tahun ini.
Nilai itu setara dengan Rp 2191 triliun, dan naik dari sebelumnya 96 triliun yuan.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR