Mengutip CNN pada Sabtu (31/10/2020), pihak berwenang telah mengevakuasi hampir satu juta masyarakat di sisi selatan Pulau Luzon, pulau terbesar di negara itu.
Badan cuaca dan bencana setempat mengatakan topan ini bertiup dengan kecepatan 215 km/jam dan dilanjutkan dengan embusan yang bertiup sampai 265 km/jam.
Kondisi tersebut memunculkan angin yang merusak dan hujan deras.
Untuk itu, pejabat lokal menghentikan operasional pelabuhan dan melarang nelayan untuk berlayar.
Sejumlah maskapai pun terpaksa membatalkan lusinan jadwal penerbangan akibat topan yang bergerak ke arah barat dari Samudera Pasifik ini.
Bandar udara utama yang terletak di Manila juga turut ditutup, sebagaimana dilaporkan AP pada Minggu (1/11/2020).
"Kami sedang menghadapi masa yang sulit akibat Covid-19, dan sekarang datang bencana yang baru," kata Senator Christopher Go, asisten dari Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
Menurutnya, petugas di tataran lokal yang menangani bencana ini harus memastikan virus corona tidak menyebar di tengah upaya evakuasi yang berjalan.
Saat ini, di Ibu Kota Manila dan Provinsi Bulacan yang terletak di dekatnya, terdapat sekitar 1.000 pasien Covid-19 yang ditempatkan di tenda isolasi besar.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR