Advertorial

Bukan Laut China Selatan, Tapi 'Medan Perang' antara AS dan China Bisa Terjadi di Negara Asia Tenggara Ini, 'Miiter China Akan Merebutnya'

Mentari DP

Editor

Intisari-Online.com -Hubungan yang memanas antara Amerika Serikat (AS) dan China bisa berakibat perang pecah.

Namun jika perang pecah antara AS dan China, di mana kira-kira lokasinya?

Dilansir dariexpress.co.uk pada Minggu (1/11/2020), mantan panglima militer Emmanuel Bautista telah berbicara tentang lokasi strategis jika perang pecah antara dua negara.

Lokasinya bisa diantara Laut China Selatan dan Samudra Pasifik.

Baca Juga: Salju Pertama Jatuh di Ladakh, India Siap Pukul Mundur Angkatan Laut China, Senjata Canggih Bikinan AS untuk Suhu di Bawah Nol di yang Jadi Andalan

Tapipensiunan jenderal tersebut telah meningkatkan kewaspadaan atas perambahan China dengan membentengi pulau-pulau karang yang dekat dengan Filipina.

Dia mengatakan lokasi Filipina bisa menjadikan negara itu sebagai "medan utama" bagi AS dan China.

Bautista menguraikan rute-rute utama di sekitar Filipina yang bisa menjadi penting secara strategis jika perang pecah antara AS dan China.

Di antaranyaSelat Bashi, pulau Babuyan dekat Taiwan, dan selat Mindoro, Cebu, Balabac, San Bernardino, dan Surigao yang semuanya terletak di dalam Kepulauan Filipina.

Baca Juga: Bela Mati-matian Penistaan Agama, PrancisTerjebak 'Lingkaran Setan' Sehingga Jadi Incaran Aksi Terorisme Esktrem, Senjata Makan Tuan?

"Jika Anda ingin mempengaruhi Laut China Selatan, Anda perlu mengontrol chokepoint ini," kataBautista.

Pensiunan jenderal mengatakan China akan "berusaha untuk mengontrol negara".

"Dengan asumsi segala sesuatunya menjadi tidak terkendali dan mengakibatkan perang penembakan, China kemungkinan besar akan merebut Filipina."

Berbicara dalam forum online minggu lalu yang diselenggarakan oleh Gerakan Pemuda Nasional untuk Laut Filipina Barat, dia berkata: "Jika Anda ingin mempengaruhi Laut China Selatan, Anda perlu mengontrol titik-titik penghambat ini."

Bautista mengatakan Filipina adalah "zona abu-abu" di mana perjuangan rahasia untuk Laut China Selatan sedang dilakukan.

Alasan China menggunakan taktik "zona abu-abu" untuk membangun pijakan di wilayah Filipina yang dapat mereka gunakan untuk mengontrol sepenuhnya Laut China Selatan.

Filipina, kata Bautista, "terpengaruh tidak hanya secara militer tetapi juga dalam aspek lain dalam apa yang kami sebut strategi zona abu-abu".

Bautista menggambarkan taktik "zona abu-abu" ini sebagai "periode antara masa damai dan masa perang.

Di mana Anda tidak hanya menggunakan sarana militer tetapi juga ekonomi, informasi dan instrumen kekuatan nasional lainnya.

Baca Juga: Dapat Barang Bukti dari Anak Buah Trump, Putra Joe Biden Diduga Bekerja Sama dengan China dan Ukraina, Semuanya Terkuak dari Hal Ini, 'Semua Itu Asli'

Oleh karenanya,Bautistakemudian memperingatkan pemerintah Filipina untuk mewaspadai tindakan nonmiliter Tiongkok karena implikasi keamanannya.

"Banyak hal yang terjadi dalam konteks perang zona abu-abu."

"Tidak hanya masuknya warga negara asing, tetapi juga investasi dalam aset strategis dan industri strategis dan sarana ekonomi lainnya."

Filipina harus waspadaentang rencana publik-swasta yang tidak menyenangkan oleh sebuah perusahaan China.

Seperti ingin menyewa pulau Fuga di Filipina yang dekat dengan Taiwan.

Pulau Fuga dekat dengan Taiwan, yang telah disumpah untuk diambil alih oleh China.

Baca Juga: Survei Sebut Menang Telak, Donald Trump Kemungkinan Besar Akan Jadi Presiden AS Lagi, Mahathir Mohamad: Jika Trump Terpilih Lagi, Maka Itu Bisa Jadi Bencana

Artikel Terkait