Survei Sebut Menang Telak, Donald Trump Kemungkinan Besar Akan Jadi Presiden AS Lagi, Mahathir Mohamad: Jika Trump Terpilih Lagi, Maka Itu Bisa Jadi Bencana

Mentari DP

Penulis

Intisari-Online.com - Calon presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kemungkinan besar akan kembali memenangkan kursikepresidenan AS.

Dilansir dari Express.co.uk pada Minggu (1/11/2020), Trump dilaporkan menang telak dibeberapa tempat.

Menurut survei pemilih oleh lembaga survei favorit, Trump unggul 48% dari saingannya Joe Biden dengan 47%.

Secara signifikan,Trump telah mempertahankan keunggulan empat poin dari 49 persen menjadi 45 persen di negara bagian utama termasuk Florida, Iowa, Michigan, Minnesota, Pennsylvania dan Wisconsin.

Baca Juga: Masalah Laut China Selatan Belum Kelar, China Sudah Berencana Incar Daerah Antartika, Siapa Sangka Ada Harta yang Sangat Menggiurkan Ini Tersembunyi di Benua Es Itu

Itu berarti dia berada di jalur untuk dengan mudah memenangkan pemilihan perguruan tinggi dengan 326 banding 212 suara melawan saingannya dari Partai Demokrat.

Tentu saja ini hasil yangsangat mengejutkan dunia.

Bahkan lebih mengejutkan dari kekalahan Hilary Clinton pada tahun 2016.

Sementara salah satu alasan mengapa Biden tertinggal karena diatelah dirundung oleh tuduhan korupsi seputar putranya, Hunter.

Baca Juga: DikenalHaus Darah, Nyatanya Misi Kopassus Gagal Demi Selamatkan Seorang Anak, Kemarahan KomandannyaDiterimaBulat-bulat Tapi Dia Tidak Menyesal, 'Itu Nurani Setiap Manusia'

Bahkan banyak yang menyebut bahwa Biden adalahpolitisi korup".

Ini setelah 52% orang setuju bahwa Biden adalah "politisi korup" dan 21% mengatakan mereka cenderung tidak akan memilihnya.

Jika Donald Trumpsampai terpilih lagi menjadiPresiden Amerika Serikat, akan ada banyak orang yang tidak setuju.

Salah satunyaPolitisi veteran Malaysia dan Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad.

Dilansir dari kontan.co.id pada Minggu (14/6/2020), Mahathir Mohamad menilai jika Donald Trump terpilih lagi jadi Presiden Amerika Serikat, maka hal tersebut adalah sebuah bencana.

Dalam wawancara denganThis Week In Asia, mantan perdana menteri yang berusia 94 tahun ini juga menolak klaim pemerintahan Trump bahwa China harus bertanggung jawab atas pandemi virus corona.

Mahathir, yang selama berpuluh-puluh tahun menikmati reputasinya sebagai juara anti-Barat di negara-negara berkembang, mengatakan nafsu Trump telah memperburuk ketegangan antara kedua negara adidaya tersebut.

"Saya tidak pernah berpikir dia akan menang, tetapi dia menang."

"Sekarang orang-orang mengatakan ada banyak orang yang akan mendukungnya."

"Itu akan menjadi bencana," kata Mahathir seperti dikutipSouth China Morning Post.

Baca Juga: Pantas Ditakuti di Medan Perang,Begini Hukuman Sadis yang Diterima Anggota Kopassus Jika Gagal Jalankan Tugas Negara, 'Kami Tidak Menerima Kegagalan!'

Mahathir mengatakan dia juga telah mengamati protes nasional di AS yang meletus setelah pembunuhan George Floyd, seorang pria kulit hitam tak bersenjata, oleh seorang perwira polisi kulit putih di Minneapolis.

Bahkan dia merasa terkejut dengan kesediaan Trump mengaku untuk mengerahkan militer untuk menghadapi demonstran.

"Maksudku, dia mengancam untuk menggunakan tentara melawan orang-orang yang berdemonstrasi."

"Ini belum pernah terjadi," katanya.

DiketahuiMahathir memang lebih mendukung Joe Biden sebagai calon presiden AS berikutnya.

Baca Juga: Semua Misi Nyaris 100% Sukses, InilahKoopssus TNI, Pasukan Elite Indonesia yang Jago di Darat, Laut, dan Udara, 'Hanya Bisa Diperintah oleh Presiden Jokowi'

Artikel Terkait