Advertorial
Intisari-Online.com -Baru-baru ini, seorangpria di Afrika Selatan meninggal karena sakit.
Jenazahnya pun disimpan di kamar mayat rumah sakit.
Namun, saat keluarganya menerima jenazahnya untuk dimakamkan, kejadian yang sangat mengerikan terjadi.
Pria itu bernama Oupa Ngobeni yang meninggal karena sakit.
Jenazahnya kemudian dibawa ke kamar mayat rumah duka Love Beauty, di ibu kota Pretoria, Afrika Selatan untuk diawetkan sebelum dimakamkan.
Melansir Eva.vn, Selasa (27/10/2020), jenazah Oupa telah dibaringkan di kamar mayat selama empat hari, kemudian dikembalikan ke keluarganya untuk dimakamkan.
Sebelum dimakamkan, keluarga Oupa meminta petugas rumah duka membuka tutup peti mati untuk memastikan kerabat.
Mereka pun ingin melihat wajahnya untuk yang terakhir kali.
Namun, staf rumah duka tidak mengabulkan permintaan keluarga yang sebenarnya sangat normal ini.
Hal itu membuat keluarga Oupa mulai curiga dan marah.
Setelah berkali-kali memohon, staf rumah duka akhirnya setuju untuk membuka tutup peti mati tersebut.
Saat itu, keluarga Oupa sangat terkejut saat mengetahui kondisi jenazah di dalam peti mati tersebut.
Mereka syok karena jenazah Oupa telah diselimuti belatung, yang merayap di tubuh, terutama di bagian wajah.
Kejadian ini membuat semua orang bergidik merinding dan ketakutan sekaligus marah.
Keluarga Oupa pun menuduh Solly Khoza, yang menjalankan rumah duka Love Beauty, karena menyalahgunakan tubuh tersebut.
Mereka mengatakan bahwa Solly tidak memberi tahu keluarga tentang jenazah Oupa sebelum dipindahkan dari kamar mayat ke rumahnya untuk pemakaman.
Lebogang Manamela, salah satu kerabat Oupa, berjanji untuk menggugat rumah duka tersebut dan berjuang sampai akhir.
Sampai mereka mendapatkan penjelasan yang memuaskan tentang apa yang terjadi pada orang yang mereka cintai.
Sementara itu, Solly mengaku bahwa jasad Oupa tidak dianiaya.
Solly mengatakan dia diserang dan dihina oleh keluarga Oupa, yang membuat tuduhan palsu.
Solly pun pergi kantor polisi setempat, meminta bantuan polisi agar pemakamannya lancar.
Setelah Oupa dimakamkan, Solly tetap berkeras bahwa dia tidak bertanggung jawab membiarkan tubuh pemuda itu dihinggapi belatung.
Solly mengatakan hal itu bisa terjadi karena kondisi penyakit Oupa yang menyebabkan belatung muncul di kakinya.
"Saya berbicara dengan orang-orang yang tahu tentang penyakit almarhum," kata Solly. "Mereka bilang mereka mencuci kakinya karena masalah pertumbuhan belatung."
Solly mengatakan bahwa tubuh Oupa disimpan di lemari es kamar mayat seperti biasa.
Sejauh yang Solly ketahui, Oupa menderita diabetes dan kondisinya telah berkembang ke tahap di mana diperlukan amputasi kaki.
Sementara itu, Mary Phiri, istri Oupa, mengatakan, jenazah suaminya tidak terinfeksi belatung saat dibawa keluar rumah dan dibawa ke rumah duka beberapa hari lalu.
Solly menambahkan: "Saya tidak mengerti mengapa saya dituduh bertanggung jawab atas jenazah orang yang meninggal itu sementara istrinya jelas-jelas menyadari penyakitnya."
Namun, Solly juga mengatakan bahwa saat insiden mereda, dia setuju untuk memberikan kompensasi sebagian dari kerusakan untuk keluarga Oupa.