Menghilangkan ancaman dari al-Qaeda dan menggulingkan rezim Taliban yang menahan mereka adalah dasar niat dari invasi AS ke Afghanistan.
Apalagi itu terjadi setelah serangan 9/11.
Pada saat itu, Presiden George W Bush bersumpah akan memburu para militan sampai tidak ada tempat untuk lari, atau sembunyi, atau istirahat.
Kekuatan dan kemampuan Al-Qaeda untuk menyerang Barat telah berkurang secara signifikan selama dekade terakhir.
Tetapi pemimpinnya Ayman al-Zawahiri diyakini masih berbasis di Afghanistan bersama dengan sejumlah tokoh senior lainnya di kelompok tersebut.
Badan intelijen Afghanistan mengumumkan pada hari Sabtu kemarin bahwa mereka telah membunuh Husam Abd al-Rauf, seorang anggota al-Qaeda Mesir berpangkat tinggi, dalam sebuah operasi di provinsi Ghazni.
Fitton-Brown mengatakan, meskipun profilnya rendah, al-Qaeda tetap tangguh dan berbahaya.
Pejabat Taliban bersikeras bahwa mereka akan sepenuhnya mematuhi persyaratan perjanjian mereka dengan AS.
Di mana syaratnya mencegah kelompok mana pun menggunakan tanah Afghanistan sebagai pangkalan untuk merencanakan serangan terhadap AS dan sekutunya.
Mereka juga berjanji hanya untuk menerapkan pemerintahan Islam di Afghanistan, dan tidak akan menimbulkan ancaman bagi negara lain.
Taliban juga menyoroti perjuangannya melawan kelompok militan ISIS sebagai contoh komitmennya terhadap ekstremis lainnya.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR