Advertorial
Intisari-Online.com - Ketika bentrokan Azerbaijan dan Armenia terjadi, banyak yang menilai bahwa Armenia akan kalah.
Sebab, Turki bersekutu denganAzerbaijan dan memberinya bantuan berupa senjata-senjata canggih.
Untungnya, setelah hampir berminggu-minggu, Armenia kini mendapat bantuan.
Tak tanggung-tanggung, Rusia kini berada di belakang Armenia.
BahkanMoskow telah meluncurkan sistem pembunuh drone 'Belladonna' untuk membantu Armenia melawan penggunaan drone bersenjata Bayraktar buatan Turki oleh Azerbaijan.
Dilansir dariasiatimes.com pada Kamis (29/10/2020),sistem pembunuh drone 'Belladonna' di ambil dari tanaman beracun yang mendapatkan namanya dari wanita Renaisans.
Sementara 'Belladonna' diterjemahkan menjadi "wanita cantik" dalam bahasa Inggris.
Tapi dalam bahasa Rusia, kata itu memiliki arti kedua, yaitu nama sistem pengacau elektronik Rusia yang sekarang dikreditkan dengan melumpuhkan drone musuh.
Terbukti ketika Rusia meluncurkan senjata ini, setidaknya sembilan drone bersenjata Bayraktar Turki yang digunakan oleh Azerbaijan untuk menargetkan Armenia jadi lumpuh.
Dilaporkan drone itusekarang beroperasi di sekitar pangkalan militer Rusia yang sensitif di Gyumri di Armenia, jauh dari daerah konflik Nagorno-Karabakh.
Dalam bahasa Rusia, Belladonna dikenal sebagai "Krasukha".
Sistem pengacau Krasukha dilarikan ke Armenia untuk melawan keberhasilan penggunaan kedua drone bersenjata seperti Bayraktar dan drone bunuh diri seperti amunisi berkeliaran buatan Israel yang dikenal sebagai Harop.
Turki telah banyak mengiklankan keberhasilan drone Bayraktar di tigatempat, yaitu Suriah, Libya, dan sekarang dalam konflik Nagorno-Karabakh.
Turki dan Azerbaijan telah merilis banyak "video pembunuhan" dari drone yang meledakkan tank, kendaraan lapis baja dan truk - dan membunuh banyak tentara dalam prosesnya.
Bayraktar adalah drone bersenjata yang cukup konvensional yang dinavigasi ke area target menggunakan GPS.
Sistem kamera multispektral Wescam MX-15D drone dibuat di Kanada.
Sementara mesin BRP-Rotax yang menghasilkan sekitar 100 tenaga kuda diproduksi di Austria.
Tidak diragukan lagi ada suku cadang Bayraktar lain yang dibuat di Eropa, Amerika Serikat, dan tempat lain.
Beberapa negara sudah mundur ketika melihat Turki mengeluarkanBayraktar. Contohnya Kanada.
Tapi tidak dengan Rusia. Karena mereka merasa memiliki lawan yang seimbang bahkan mungkin lebih hebat dariBayraktar.
Krasukha adalah stasiun pengacau multifungsi broadband yang diproduksi oleh KRET (Concern Radio Electronic Technologies), bagian dari Rostec Group.
Krakushka dirancang terutama untuk melindungi area di dalam dan sekitar pangkalan militer Rusia, tempat pemancarnya yang kuat dapat mengosongkan radar udara.
Rusia, bagaimanapun, juga menganggap Krakuska berguna dalam menangkal drone bersenjata.
Sama sepertiBayraktar,Krakushka juga berhasil digunakan dalam mempertahankan Pangkalan Udara Hmeymim di Suriah yang diserang oleh drone bersenjata.
KetikaBayraktar berhasil menghancurkanBayraktar dalam konflik Azerbaijan dan Armenia, kementerian pertahanan Rusia membawa kembali beberapa drone yang jatuh itu.
Pers Rusia mengklaim bahwa setidaknya sembilan drone Bayraktar ditembak jatuh pada atau sekitar 19 Oktober.
Beberapa foto drone yang jatuh telah dirilis oleh Armenia dan muncul di pers Rusia, terutama di Avia.pro.
Foto-foto itu menunjukkan drone Bayraktar yang hancur, tetapi tidak ada tanda-tanda mereka terkena tembakan dari darat.
Menurut laporan pers, sistem jamming Krakushka menyebabkan kecelakaan itu.
Versi Krakushka yang digunakan di Armenia adalah model terbaru Krakushka-4.
Sistem ini dipasang di truk, tetapi digunakan terutama untuk mempertahankan pangkalan Rusia.
Sejauh yang diketahui, itu tidak digunakan oleh pasukan Armenia, juga tidak dikerahkan di daerah Nagorno-Karabakh.
Krakushka mengganggu komunikasi dengan cara yang sama seperti mengosongkan radar; namun tidak mengontrol drone yang macet.
Sehinga tampaknya drone Bayraktar tidak memiliki kemampuan "kembali ke rumah" jika kehilangan kontak dengan stasiun pangkalannya dan jika sinyal GPS macet.
Rusia telah menjelaskan bahwa drone Turki ditembak jatuh di wilayah udara di sekitar pangkalan militer Gyumri, yang berada di Armenia dekat perbatasan Turki dan sekitar 487 kilometer dari pangkalan utama Azerbaijan terdekat di Ganja.