Menurut sejarawan, ancaman militer dari China membuat Li mendapat tambahan 5% suara, yang berarti lebih dari 50% untuk terpilih.
Dalam pemilu Taiwan berikutnya, China tetap mengeluarkan peringatan keras, namun tidak lagi menggunakan senjata sebagai ancaman.
Para ahli juga mengatakan bahwa kemunculan dua kapal induk AS membuat China "terbangun", dengan fokus pada modernisasi tentara dengan anggaran pertahanan yang selalu ditetapkan untuk bertambah lebih dari 2 digit.
Dua tahun setelah krisis, seorang pengusaha China membeli lambung kapal induk Ukraina, dengan dalih "direnovasi menjadi resor".
Faktanya, bangkai kapal itu dibawa kembali ke China, dipasang dengan mesin dan peralatan militer, menjadi kapal induk Liaoning hari ini.
Berdasarkan pengalaman membangun kapal Liaoning, China kini juga menugaskan kapal induk Shandong, yang merupakan versi domestik Liaoning.
China memiliki gudang senjata serangan strategis jarak jauh, telah membuat kemajuan besar, tidak hanya dalam jumlah, tetapi juga dalam kualitas rudal.
Serangkaian rudal balistik China yang baru-baru ini diumumkan seperti DF-21, DF-26 mampu menyerang kapal induk AS.
Pada 18 Oktober, China mengerahkan rudal balistik yang dilengkapi hulu ledak hipersonik paling canggih DF-17 ke pangkalan di Fujian dan Zhejiang, dekat Taiwan.
Jika dilengkapi dengan hulu ledak nuklir, rudal DF-17 dengan kecepatan maksimum hingga 6.000 km/jam, akan menjadi senjata pencegah terkuat China melawan Taiwan dan pasukan AS yang ada di daerah tersebut.
Bisa dikatakan bahwa Krisis Selat Taiwan ke-3 bukan hanya peristiwa yang menyebabkan China menetapkan target dengan segala cara untuk memiliki senjata untuk menenggelamkan kapal induk AS.
Tetapi juga secara signifikan mengubah hubungan bilateral ke Taiwan selama beberapa dekade, menurut National Interest.
Source | : | 24h.com.vn |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR