Disebut bahwa sebuah lembaga pemikir yang dekat dengan badan-badan intelijen Indonesia memberi Pemerintah Australia 'daftar sasaran' para pemimpin kemerdekaan Timor Timur sebelum Indonesia menginvasi Timor Timur pada bulan Desember 1975.
Dokumen tulisan tangan dari Agustus 1975 telah digali dari Arsip Nasional Australia oleh Peter Job, seorang mahasiswa PhD di Universitas New South Wales, yang sedang meneliti tentang hubungan Australia-Indonesia-Timor Leste.
Dokumen 'Langkah-Langkah Mencegah Agitator Komunis Melarikan Diri', itu menuduh para pemimpin Fretilin seperti mantan presiden Timor Leste Dr Jose Ramos-Horta dan mantan perdana menteri Dr Mari Alkatiri sebagai 'agitator komunis' yang harus ditangkap oleh Indonesia.
Nama mereka dimasukkan dalam daftar 19 orang yang diserahkan ke Kedutaan Besar Australia di Jakarta pada September 1975 oleh Harry Tjan, penasihat Indonesia yang mengatakan kepada Australia bahwa Indonesia berencana menginvasi Timor Timur.
Tjan adalah pendiri Center for Strategic and International Studies (CSIS), sebuah wadah pemikir yang berbasis di Jakarta.
Beberapa orang dalam daftar itu dieksekusi setelah Indonesia menginvasi Timor Timur pada 7 Desember 1975.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR