Advertorial

Coret Sudan dari Daftar Hitam Negara Teroris, Rupanya Amerika Punya Maksud Terselubung yang Pasti Menguntungkan Israel

Tatik Ariyani

Editor

Intisari-Online.com -Sudan akhirnya lepas dari daftar negara teroris setelah 'menyetor' 335 juta dollar AS (Rp 4,9 triliun) kepada Amerika Serikat, Selasa (20/10/2020).

Jumlah uang yang sangat besar mengingat negara tersebut tengah mengalami krisis yang sangat hebat.

Label sebagai negara teroris sendiri melekat pada Sudan selama 27 tahun, setelah negara itu dituduh melindungi tokoh teroris paling diburu di dunia.

Transfer uang oleh Sudan kepada AS telah menjadi kesepakatan kedua belah pihak, sebagai kompensasi kepada para korban dan keluarga mereka yang mendapatkan dampak serangan dari pasukan militan Sudan.

Baca Juga: Artis Ria Irawan ‘Menyerah’ pada Kanker yang Diidapnya, Sang Kakak Bongkar Kebiasaan Buruk yang Jadi Penyebab Sakitnya, ‘Itu Racun! Please…’

Sebagai gantinya, Sudan akan dihapus dari daftar negara teroris.

Trump belum memberikan perincian kapan pemerintahannya akan memberi tahu Kongres tentang keputusannya untuk mencabut Sudan dari daftar negara terorisme.

Setelah dihapus, Sudan akan diizinkan untuk bernegosiasi dengan para kreditornya tentang keringanan atau restrukturisasi utang luar negeri senilai 60 miliar dollar AS (Rp 878,8 triliun).

Selain itu, Sudan juga dapat diterima kembali ke sistem perbankan internasional, yang mana negara ini sempat dicoret dari daftar sistem, sebagai akibat dari sanksi AS.

Baca Juga: Kenali Gejala Aneh Infeksi Virus Corona yang Terungkap, Pria Pasien Covid-19 Mendadak Alami Masalah dengan Pendengarannya Seperti Ini!

Keputusan AS juga akan membuka ratusan juta dollar AS bantuan luar negeri.

Selain hal-hal tersebut, rupanya ada maksud lain yang diinginkan AS atas penghapusan Sudan dari daftar negara teroris.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo mengatakan pada Rabu (21/10/2020) bahwa dia berharap Sudan akan segera mengakui Israel ketika Washington menghapus negara Arab itu dari daftar negara sponsor teroris.

"Kami terus bekerja untuk membuat setiap negara mengakui Israel," kata Pompeo kepada wartawan.

"Kami bekerja keras dengan mereka untuk menjelaskan mengapa itu adalah kepentingan terbaik pemerintah Sudan untuk membuat keputusan berdaulat itu.

Kami berharap mereka akan melakukannya, dan kami berharap mereka akan melakukannya dengan cepat."

Baca Juga: Jangan Lupakan, Ini Pentingnya Minum Air Putih Setelah Bangun Tidur, Salah Satunya Bantu Turunkan Berat Badan!

Sebelumnya, diwartakan Kompas.com, Selasa (20/10/2020) Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa dia siap mencoret Sudan dari daftar hitam AS untuk negara-negara sponsor terorisme.

Di Twitter, Trump menulis, "Akhirnya, KEADILAN untuk rakyat Amerika dan langkah BESAR untuk Sudan!"

Selama berada dalam daftar hitam AS, pembangunan ekonomi Sudan sangat terhambat karena hampir tidak ada investor asing besar yang berani melanggar hukum AS.

Selama bertahun-tahun, Sudan berusaha keluar dari daftar hitam yang merupakan warisan dari mantan diktator Omar Al Bashir.

Baca Juga: Ingat, Jangan Pernah Beli Minyak Goreng dengan Ciri-ciri Seperti yang Dijual Pedagang Nakal Ini, Berbahaya! Bisa Sebabkan Penyakit Mematikan Ini!

Negara itu mengalami perubahan bersejarah tahun lalu ketika Bashir digulingkan dalam demonstrasi yang dipimpin pemuda.

Pemerintah transisi yang didukung sipil kemudian memegang kendali dan mengupayakan agar negara itu bisa keluar dari daftar hitam negara sponsor terorisme.

Menurut pemberitaan AFP, presiden Trump melihat adanya prospek dari pencoretan ini.

Dia berharap, Sudan akan berdamai dengan Israel menyusul Uni Emirat Arab dan Bahrain.

Baca Juga: Ketika Teroris Palestina Menginginkan Ratusan Tahanan Arab Dibebaskan, Inilah Kisah Tragis Olimpiade 1972 di Jerman yang Berubah Jadi Pembantaian Para Atlet Israel

Miranti Kencana Wirawan

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Usai Dicoret dari Daftar Hitam, Sudan Diharapkan Berdamai dengan Israel"

Artikel Terkait