Advertorial
Intisari-Online.com- Banyaknegara berlomba-lomba untuk mengembangkan senjata nuklirnya, termasuk Rusia dan AS.
Namun, kedua negara pun berusahamembatasi pengembangan senjata nuklir satu sama lain.
Rusia menantang Amerika Serikat (AS) untuk membekukan program hulu ledak nuklir selama setahun.
Rusia siap membekukan hulu ledak nuklirnya jika Amerika Serikat ( AS) bersedia melakukan hal serupa.
Baca Juga: Antar Pulang Massa Pedemo Tolak Omnibus Law di Jakarta, Beginilah Kehebatan Pasukan Marinir TNI
Tantangan Rusia itu disodorkan untuk memperpanjang pengontrolan senjata nuklir yang diberi nama New START yang sedianya berakhir pada tahun depan.
Hal itu disampaikan Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan pada Selasa (20/10/2020) sebagaimana dilansir dari AFP.
"Rusia menawarkan untuk memperpanjang New START satu tahun dan siap untuk mengambil komitmen politik dengan AS untuk membekukan jumlah hulu ledak nuklir yang dimiliki kedua belah pihak untuk periode ini," ujar Kementerian Luar Negeri Rusia.
Pekan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengusulkan perpanjangan satu tahun perjanjian New START yang akan berakhir pada Februari 2021.
Gedung Putih menggambarkan proposal tersebut sebagai "non-starter" kecuali disertai dengan pembekuan jumlah hulu ledak nuklir.
Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan penangguhan hanya bisa dilakukan dengan pemahaman bahwa tidak ada tuntutan "tambahan" dari AS.
Tetapi kementerian tersebut menambahkan waktu tambahan yang diperoleh dapat digunakan untuk pembicaraan tentang kendali senjata nuklir di masa depan.
Ketegangan telah berkecamuk selama berbulan-bulan karena nasib New START, yang membatasi jumlah hulu ledak nuklir yang dipegang oleh Washington dan Moskwa, berakhir hanya dalam hitungan bulan.
Kesepakatan 10 tahun itu ditandatangani pada 2010 yang menandai puncak harapan untuk memulai kembali hubungan antara Rusia dan AS.
Kesepakatan tersebut dipelopori oleh mantan presiden AS Barack Obama dan mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev.
Namun, ketika Putin kembali ke kursi kepresidenan pada 2012, ketegangan kembali meningkat dengan cepat.
Penasihat Keamanan Nasional AS Robert O'Brien telah menolak tawaran Putin, membantah bahwa kedua negara harus menutup hulu ledak selama periode tersebut.
O'Brien mengatakan AS telah mengusulkan perpanjangan satu tahun untuk memberikan waktu bernegosiasi di luar perjanjian yang dijadwalkan berakhir pada Februari.
Hal itu dengan pemahaman bahwa dua kekuatan nuklir terbesar di dunia akan membekukan pekerjaan hulu ledak untuk sementara waktu.
Danur Lambang Pristiandaru
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rusia Siap Bekukan Nuklirnya Setahun Jika AS Lakukan Hal Serupa"