Intisari-Online.com - Usai aksi unjuk rasa tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja, sekelompok remaja masih tersisa di Kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta.
Kemudian, Prajurit TNI pun mengantar mereka pulang karena mereka tidak membubarkan diri setelah aksi melebihi waktu 18.00 WIB.
Seperti diberitakan Antara, tak ada tembakan gas air mata dari petugas keamanan dalam aksi yang dilakukan pada Selasa, 20 Oktober 2020 itu.
"Bapak-bapak tentara akan mengawal adik-adik semua hingga selamat. Pulang selamat kembali ya. Adik-adik kita mau kawal pulang. Ayo marinir itu diantar pulang," kata Dandim 0501/JP BS Kolonel Inf Luqman Arief dari mobil komando.
Tak lama anggota dari TNI pun menghampiri anak-anak remaja itu agar bergerak dan membubarkan diri dari sekitar Patung Kuda Arjuna Wiwaha.
Pada pukul 18.05 WIB, kondisi di sekitar Kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha pun terpantau kondusif.
Lantas, seperti apa pasukan Marinir itu?
Awal terbentuknya
Sejatinya perjalanan Korps Marinir di Indonesia sudah ada sejak penjajahan yang tergabung dalam Marinir Belanda. Namun, ketika Belanda pergi meninggalkan Indonesia, ada sebagian yang menjadi pelatih Marinir Indonesia.