Advertorial
Intisari-Online.com - Semua orang tahu bahwa virus corona yang sebabkan penyakit Covid-19 pertama kali ditemukan di Wuhan, China.
Wuhan sendiri merupakankota terpadat penduduknya di bagian pusat China dan menjadi salah satu destinasi wisata turis lokal maupun asing.
Namun karena virus corona, Wuhan sempat di lockdown hingga sepi bak kota hantu.
Sebab, kota ini menjadisalah satu dengan lockdown paling ketat di dunia.
Hanya saja, setelah hampir enam bulan di lockdown dan Wuhan mengklaim bahwa mereka sudah bebas dari virus corona.
Bahkan aktivitas di Kota Wuhan serasa seperti sebelum ada pandemi.
Hal ini terlihat selama pekan libur nasional 'Golden Week' di China awal Oktober 2020 kemarin.
Di mana jalan-jalan di Wuhan, kota asal penyebaran virus corona, terlihat ramai dikunjungi turis lokal.
"Saat keluar rumah, saya melihat banyak orang di jalan," kata Yi Yu, seorang warga Wuhan.
"Saya tahu kebanyakan dari mereka adalah turis."
Dilaporkan Wuhan kedatangan lebih dari 18 juta wisatawan selama 'Golden Week' dari tanggal 1 sampai 8 Oktober.
Data itu menurut data resmi Biro Pariwisata Wuhan.
Hui Yang, seorang profesor dan spesialis kesehatan dari Monash University di Melbourne, Australia, mengatakan China telah menangani pergerakan warga dalam jumlah besar dengan benar.
"Pendekatan China sangat ketat dan aktif."
"Pergerakan ratusan juta orang di dalam negeri dilengkapi dengan langkah-langkah perlindungan," katanya.
Dia mengatakan pihak berwenang "memantau secara ketat".
Seperti kontak dekat dari kasus yang dikonfirmasi, serta mengkategorikan area berdasarkan tingkat risiko melalui alat pelacakan kontak.
Mantan diplomat China Han Yang, yang sekarang tinggal di Sydney, mengatakan China relatif sukses dalam mengendalikan pandemi dibandingkan dengan banyak negara Barat, sebagian besar karena sistem politiknya.
"China adalah negara dengan sistem otokratis," katanya.
"Jika Pemerintah memprioritaskan sesuatu, seluruh negeri akan bergerak bersama di bawah perintahnya."
"Mobilisasi ini tidak ada di negara Barat. Terutama di negara federal seperti Amerika Serikat."
Hanya saja apa yang terjadi Wuhan sangat berbeda jauh dengan apa yang terjadi negara lain.
Di mana beberapa negara malah menerapkan lockdown kembali dan melonjaknya kasus positif serta kasus kematian akibat COvid-19.
(Hasanudin Aco)
(Artikel ini telah tayang diTribunnews.comdengan judul "Wuhan Kini Kebanjiran 18 Juta Turis Setelah Sebelumnya Jadi Sumber Penyebaran Corona")