Advertorial
Intisari-online.com - Ledakang bom atom di Nagasaki Hiroshima, mungkin dikenal sebagai sejarah pengeboman paling dasyat di dunia.
Selain itu banyak pula tragedi pemboman yang kasusnya mengguncang dunia meski dalam skala ledakan kecil.
Akat tetapi bicara mengenai ledakan, ternyata salah satu ledakan terdasyat di muka bumi pernah terjadi di Indonesia.
Yang lebih mengerikan lagi, ledakan ini merupakan campur tangan tuhan, alias fenomena alam yang tidak bisa ditiru oleh manusia.
Ledakan terdasyat ini terjadi tahun 1883 silam di Indonesia, menyebabkan 37.000 manusia tewas.
Ya, ledakan dasyat yang dimaksud tersebut adalah letusan gunung Krakatau yang sempay mengguncang dunia pada 137 tahun lalu.
Bencana itu terjadi 27 Desember 1883, gunung berapi di selat Sunda, antara Jawa dan Sumatera itu mengeluarkan ledakan yang dikenang dunia sebagai ledakan paling mengerikan.
Bahkan dalam sebuah penelitian dibandingkan dengan daya ledak bom nuklir, disebut 10.000 kali lebih dasyat dan lebih mematikan.
Menurut 24h.com.vn, ledakan itu berlangsung selama berhari-hari, 4 ledakan keras memicu tsunami di daerah tersebut.
Menghancurkan 150 desa pesisir dan menewaskan 37.000 manusia.
Ledakan itu tercatat 10.000 kali lebih kuat daripada bom nuklir yang dijatuhkan di Hirsohima selama Perang Dunia 2.
Sebuah kolom abu raksasa meletus ke langit, menyebabkan suhu bumi turun lebih dari 1 derajat C pada tahun berikutnya.
Diperkirakan kolom abu itu setinggi 27 km, juga meninggalkan daerah itu dalam kegelapan selama berhari-hari.
Berbagai fenomena aneh seperti matahari biru terekam di bumi selama 3 tahun ke depan.
Dunia mengetahui letusan ini 24 jam setelah kejadian, berkat sumber dari Jakarta.
Ini adalah bencana alam pertama yang tercatat dengan sangat cepat.
"Saya adalah penumpang kapal uap di Selat Malaka ketika saya melihat pemandangan yang tidak biasa di langit, seperti obor raksasa yang bersinar," tulis seorang pelaut dalam buku hariannya tahun 1883.
Ledakan itu menyebar hingga ke Australia, Samudra Hindia, dan Mauritius.
Pelaut Inggris, 70 km dari tempat kejadian, mengatakan mereka masih bisa mendengar ledakan.
"Ledakan itu tercatat hingga 172 desibel pada jarak lebih dari 100 km. Ini jelas merupakan suara yang sangat keras," kata peneliti Aatish Bhatia.
Perlu diketahui bahwa lima hari kemudian, stasiun meteorologi di 50 kota di seluruh dunia masih mencatat ledakan.
Artinya, suara tersebut membutuhkan waktu lama untuk menyebar ke seluruh dunia.
Bencana Krakatau di abad ke-19 paling dikenal melalui lukisan. Kolektor Evard Munch mengatakan,"Bencana Krakatau telah menginspirasi karya seni tentang alam di dunia selama 10 tahun ke depan."
Pemerintah Indonesia pernah memperingatkan bahwa gunung berapi Anak Krakatau masih mampu meletus dan terus menimbulkan tsunami.
"Ancaman ini masih ada, gunung berapi kemungkinan masih aktif", kata badan tanggap bencana Indonesia.